Ban Serep Kurang Angin Bisa Bikin Celaka

Ban serep atau cadangan mobil
Sumber :
  • viva.co.id/Jeffry

VIVA – Salah satu komponen pada mobil yang sering disepelekan kondisinya, yakni ban. Pemilik kerap lalai memantau tekanan anginnya, termasuk ban cadangan atau serep.

Catatan Buat Orang Tua, 4 Bahaya Meninggalkan Anak di Dalam Mobil

Tidak sedikit pemilik kendaraan yang menganggap, tekanan berlebih pada karet bundar itu bisa berbahaya. Mereka menganalogikannya dengan balon, jika terlalu besar tekanannya maka bisa pecah.

Padahal, seperti dilansir dari laman resmi Suzuki, Jumat 13 Maret 2020, justru ban yang kurang angin lebih berpotensi mengalami pecah. Sebab, bidang yang menempel di permukaan tidak lagi optimal.

Mengenal Forged Piston, Teknologi Unggulan Yamaha Adopsi dari MotoGP

Saat bergesekan dengan aspal, maka hanya sedikit yang mengalami panas. Kawat baja yang ada di dalam ban bisa memuai, hingga mengakibatkan ban pecah.

Seringnya, ban cadangan yang lolos dari pemeriksaan. Sebab, lokasinya berada di dalam bagasi atau di bawah bodi bagian belakang, luput dari pantauan.

Pengguna Mobil yang Terjebak Macet di Puncak Wajib Periksa Ini

Ketika mengalami ban kempis, pengguna mobil akan menggantinya dengan ban serep. Jika kondisinya kurang angin, maka berpotensi menimbulkan kecelakaan.

Menurut Senior Instruktur Indonesia Road Safety Agent (IRSA), Poedyo Santosa, pecahnya ban belakang jauh lebih berbahaya ketimbang depan.

“Saat melaju, ada gaya momentum ke depan. Ketika ban pecah, muncul gaya sentrifugal, kayak dijungkit bodi mobilnya,” tuturnya kepada VIVA.

Poedyo menjelaskan, kondisi tersebut akan semakin parah jika pengemudi panik dan menginjak rem. Saat mobil mengalami pecah ban, terutama yang posisinya di belakang, jangan langsung mengaktifkan perangkat tersebut.

“Saat pecah ban, lepas injakan di pedal gas, tapi jangan injak rem. Jika kecepatan sudah mulai berkurang dan posisi mobil berjalan lurus, mulai rem pelan-pelan sembari minggir ke bahu jalan,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya