Jadi Cawapres, Ma'ruf Tegaskan Karier Politiknya Sudah Panjang

Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin kembali menceritakan pengalamannya di berbagai institusi. Menurut dia, bekal pengalamannya itu mengantarkannya hingga ke posisi sekarang ini.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Dulu kan saya juga aktif di politik. Saya juga pernah jadi Ketua Dewan Syuro PKB dapat 13 persen ranking 3 (saat itu)," kata Ma'ruf di kediamannya Jalan Situbondo, Jakarta, Rabu 12 Desember 2018.

Di lembaga keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, Ma'ruf juga bercerita tentang posisinya yang bukan ujug-ujug langsung menjadi Rais Am PBNU. Bahkan sebagai Ketua MUI nonaktif, ia berkeliling posisi dari bawah.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Kalau di NU saya mulai dari Ansor ranting, terus sampai tinggi jadi Rais Am. Jadi sudah bergulat dengan masyarakat berkeliling Indonesia ke mana-mana, jadi capek sudah hilang. Buang jauh- jauh," ujarnya.

Ma'ruf menegaskan posisinya yang dipilih menjadi calon wakil presiden sangat mengesankan. Ia merasa masih dipercaya oleh partai politik pendukung dan organisasinya yang saat aktif dipimpinnya.

Lembaga Survei yang Hasilnya Akurat dan Kredibel Bakal Jadi Rujukan di Pilpres 2024

"Dua jabatan ini sangat mengesankan (Ketua MUI dan Rais Am PBNU). Tapi karena saya misalnya calon harus melepaskan diri dari Rais Am dan kalau terpilih jadi wapres saya harus melepaskan diri (dari Ketua MUI). Itu aturan," kata dia.

Sebelumnya, jelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke KPU bulan Agustus lalu, nama Mahfud MD sempat muncul sebagai kandidat pendamping Jokowi. Tapi pada saat pengumuman, Ma'ruf-lah yang akhirnya menjadi cawapres bagi capres petahana tersebut. (ase)

PSMTI Diterima Presiden Jokowi di Istana

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Jelang pencoblosan Pemilu 2024, pada 14 Februari pekan depan, masyarakat diimbau agar menggunakan hak pilihnya dengan bijak. Untuk bisa memilih pemimpin yang berkualitas.

img_title
VIVA.co.id
6 Februari 2024