TKN: Gaya Kampanye Prabowo Mirip dengan Metode Firehose of Falsehood

Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri

VIVA – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kyai Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan capres Jokowi sering terkena tuduhan antek asing dan aseng. Hoax ini disebut sebagai by design.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Semburan hoax ini by design untuk membangun framing negara kita sdh dikuasai asing, hilang kedaulatan, dan juga pada ambang kebangkrutan," kata Ace melalui pesan singkat, Senin 4 Februari 2019.

Ia menjelaskan cara ini mirip dengan strategi Firehose of Falsehood yg digunakan dalam Pilpres AS dan Brazil. Di AS, Trump menggunakan model propaganda ini dan mengangkat tema Make America Great Again. 

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Tema yang sama juga berkali-kali digunakan oleh Prabowo dengan gunakan propaganda yang sama Make Indonesia Great Again," kata Ace.

Kemiripan ini ia anggap bukan kebetulan. Sebab, ada indikasi untuk menjiplak propaganda Trump untuk digunakan di Indonesia. Bisa saja untuk kebutuhan itu didatangkan konsultan-konsultan asing untuk mendukung penggunaan propaganda ini.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Propoganda ala firehose of falsehood memiliki ciri: pertama, berusaha mendapatkan perhatian media dengan pernyataan dan tindakan yang konyol dan mengundang kontroversi," kata Ace.

Kedua, ia menyebutkan dengan melemparkan pernyataan-pernyataan yang bentuknya partial truth, misleading claim dan bahkan bohong. Tujuannya menghilangkan kepercayaan pada data obyektif dan merusak kredibilitas sumber data. 

"Ketiga, pernyataan itu dikeluarkan secara berulang-ulang dan terus menerus sehingga menjangkau banyak orang. Keempat, menuduh lawan politik melakukan kebohongan," kata Ace.

Kelima, ia melanjutkan menyentuh sisi-sisi sentimen/ emosional dengan menebar kebencian, keterancaman dan ketakutan untuk membuat masyarakat bersikap konservatif. Dengan membongkar strategi propaganda ini, Jokowi mengingatkan rakyat agar tidak tertipu oleh model propaganda seperti itu. 

"Selain itu, Pak Jokowi memberi peringatan terhadap bahaya penggunaan propaganda seperti ini karena bisa memecah belah dan mengadu domba rakyat. Sangat besar ongkos yg dipertaruhkan jika elite politik untuk kepentingan pragmatisme politik menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan," lanjut Ace. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya