Timses Jokowi Bicara soal Sejarah Propaganda Rusia

Andi Widjajanto saat bersama Yasonna Laoly.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA - Ketua Tim Cakra 19, Andi Widjajanto, mengatakan propaganda ala Rusia yang sebelumnya disampaikan oleh calon Presiden Jokowi harusnya menjadi kekhawatiran bersama. Andi menceritakan penyebutan Rusia itu hanyalah istilah.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Faktanya, propaganda itu sudah ada sejak lama yang banyak dikenal sebagai Operasi Semburan Fitnah atau Firehose of Falsehood dengan tujuan menghilangkan kepercayaan publik. Tim Cakra 19 sendiri diketahui salah satu tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin yang diisi oleh para purnawirawan jenderal.

"Di Rusia, modus operandi ini sudah muncul di dekade 1870-an melalui gerakan Narodniki. Gerakan ini dulu dilakukan untuk menjatuhkan Tsar Rusia dengan cara terus menerus memunculkan isu-isu negatif. Hasilnya, muncul ketidakpercayaan masif dari rakyat Rusia terhadap sistem politik yang kemudian dikapitalisasi oleh Lenin di Revolusi Oktober 1917," kata Andi dalam pesan tertulisnya, Rabu, 6 Februari 2019.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Andi yang sebelumnya dikenal sebagai pengamat militer dan pertahanan itu mengatakan operasi semburan fitnah kembali muncul dalam proses pemilu di berbagai negara. Ia mengambil contoh pemilu baru-baru ini digelar seperti Amerika Serikat dan Brasil serta kampanye keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit).

"Dalam tarung pilpres antara Trump lawan Clinton, strategi semburan fitnah mencapai puncaknya. Ada pelibatan konsultan politik Roger Stone yang jago dalam menebar kampanye negatif yang sangat ofensif melalui 3 taktik, serang, serang, serang," kata Andi.

Lembaga Survei yang Hasilnya Akurat dan Kredibel Bakal Jadi Rujukan di Pilpres 2024

Andi menambahkan metode serangan tidak hanya lewat kampanye di dunia nyata. Taktik semburan fitnah dilancarkan secara masif lewat media sosial menerabas data pribadi melalui algoritma Cambridge Analytica. Kata Andi, target tujuannya terlihat dari berbagai tren belakangan ini.

"Operasi ini ingin menghancurkan kepercayaan publik ke otoritas politik, termasuk media. Operasi semburan fitnah akan merusak demokrasi, karena itu harus dihancurkan," kata dia. (ase)

PSMTI Diterima Presiden Jokowi di Istana

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Jelang pencoblosan Pemilu 2024, pada 14 Februari pekan depan, masyarakat diimbau agar menggunakan hak pilihnya dengan bijak. Untuk bisa memilih pemimpin yang berkualitas.

img_title
VIVA.co.id
6 Februari 2024