- REUTERS/Stringer/Corbis
VIVA.co.id – Konflik bersenjata di Kota Marawi, Filipina bagian selatan, antara militer negara tersebut dengan gerombolan bersenjata pendukung kelompok militan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam alias ISIS selama berminggu-minggu sudah menjadi sorotan masyarakat internasional, termasuk Indonesia. Bahkan ada kekhawatiran jaringan militan pendukung ISIS bernama Maute sudah masuk ke wilayah Republik Indonesia.
Ada beberapa alasan rasional yang menguatkan potensi ISIS masuk ke Indonesia. Salah satunya terkait wilayah Filipina yang dekat dengan daerah perbatasan Indonesia menjadi alasan utama. Berbagai pihak menyerukan agar pemerintah memperkuat daerah perbatasan agar tak mudah ditembus penyusup ISIS. Kemudian, kelompok ISIS Filipina punya hubungan dengan kelompok radikal yang ada di Indonesia.
Teror yang sering menyerang aparat kepolisian termasuk kejadian bom bunuh diri Kampung Melayu, Jakarta Timur menjadi contohnya. Kelompok ISIS mengklaim sebagai dalang dari aksi yang menewaskan lima korban termasuk dua pelaku.
Selain itu, dugaan yang bisa menjadi alasan lain yaitu kekecewaannya kelompok radikal terhadap pemerintah Indonesia. Kelompok radikal di Tanah Air cukup besar jumlahnya. Kekecewaaan kelompok ini terhadap ideologi pemerintah yang makin sekuler akan menjadi pemicu lain.
Faktor lain yaitu Indonesia dianggap sebagai 'sasaran' yang nyaman karena longgarnya aturan dalam penindakan teroris. Hal ini berbeda jika kelompok ISIS ingin beraksi di Malaysia atau Singapura.
"ISIS ini cari tempat yang nyaman untuk beraksi. Prinsip mereka dengan kekerasan radikal sangat bagus untuk perlawanan. Kalau tidak dengan kekerasan maka tak akan berhasil," kata pengamat terorisme Al Chaidar, Kamis, 8 Juni 2017.
Indonesia dinilai terbuka besar menjadi arena baru bagi ISIS untuk beraksi. Bagi Al-Chaidar, fenomena banyaknya 'alumni' dari Suriah yang bergerak masuk ke kampus-kampus dan berbagai daerah menjadi gejala doktrin ISIS sudah masuk menyusup. Akar yang sudah menyusup ini harus aktif dikejar. Kejadian di Filipina yang pengaruh ISIS semakin melebar harus menjadi contoh.
"Kondisi riil demikian, Indonesia sangat terbuka jadi arena baru ISIS. Kalah di Filipina, mereka akan mengincar Indonesia sebagai sasaran baru," ujar Al-Chaidar.
Selanjutnya, Peran TNI