Dilan dan Meruyaknya Film yang Diadaptasi dari Buku

Dilan 1990.
Sumber :
  • instagram.com/falconpictures_

VIVA – Tahun 2001 pernah menjadi warsa di era baru milenium, yang fenomenal bagi para penggila novel dan film sekaligus. Di tahun ini, Harry Potter untuk pertama kalinya naik ke layar lebar. Diangkat dari novel terlaris JK Rowling, Harry Potter and the Sorcerer's Stone, mengawali tujuh film petualangan para siswa di sekolah sihir Hogwarts, yang dirilis setiap tahun setelahnya.

Sapa Fans, Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla Keliling Naik Bus

Tahun 2001 juga menjadi tahun rilis film seri pertama Lord of The Rings yang tak kalah menggelegar. Diangkat dari novel karya J.R.R Tolkien, LOTR sukses menjadi franchise fenomenal yang selalu dinantikan setiap tahunnya. Trilogi prekuelnya, The Hobbit, pun dirilis mulai tahun 2012 silam.

Di Indonesia, film adaptasi novel era baru mulai marak setelah Laskar Pelangi pada tahun 2008 meledak di pasar. Film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata ini sukses mengantungi 4,7 juta penonton dan menjadi film ketiga terlaris selama tahun 2007 hingga 2018.

Dilan 1990 dan Dilan 1991 Bikin Heboh Lagi, Ini Caranya Nonton Lagi!

Masih di tahun yang sama, Ayat-ayat Cinta dari novel Habiburahman El Shirazy tak kalah menghentak. Dengan 3,6 juta penonton, film ini masih kuat di posisi ketujuh film terlaris. 

Di posisi pertamanya, ada Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 dan di posisi kedua, Dilan 1990 dengan jumlah penonton 5,8 juta. Dilan 1990 pun jadi demam baru tak hanya di kalangan remaja, tapi juga para ibu. Diangkat dari novel Dilan: Dia Adalah Dilanku 1990 karya Pidi Baiq, film yang diperankan Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla ini jadi candu di mana-mana.

Main di FIlm Dilan 1991, Andovi da Lopez Tuai Protes

Film adaptasi, baik di luar maupun dalam negeri, selalu punya basis fans yang kuat. Bukan hanya para pembaca novel yang penasaran, tapi juga penonton baru yang selalu ingin tahu.

Film jenis ini pun bukan bersih kritikan. Justru, pembaca novel kerap merasa tak puas ketika membanding-bandingkan filmnya dengan buku. Sementara penggila film, menikmati saja, tanpa direcoki imajinasi apa-apa sebelumnya. 

Menarik, karena sebenarnya, film dan novel adalah dua media, dua karya yang berbeda. Penonton tak boleh protes! Karena film adaptasi adalah karya pembuat film dan bukan lagi si penulis novel. Kok gitu? Bagaimana dengan hak ciptanya? Bagaimana agar si pembuat novel tidak kehilangan originalitas ceritanya? Simak selengkapnya hanya di Sorot VIVA pekan ini, Menggubah Cerita Jadi Sinema. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya