Ketika Masyarakat Suku Baduy Ikut Syuting Film Ambu

Film Ambu
Sumber :
  • VIVA/Yandhi Deslatama

VIVA – Film Ambu yang mengambil lokasi syuting di perkampungan Baduy Luar, ternyata melibatkan warga asli Suku Baduy. Ada yang masuk dalam frame, ada juga yang berperan di belakang layar sebagai kru, Mulyono salah satunya.

Aura Kasih Ungkap Rencana Libiran ke Baduy di 2024, Alasannya Menyentuh

"Enggak (jadi pemain film). Jadi kru aja," kata Mulyono, Senin, 5 November 2018.

Mul, sapaan akrabnya, bercerita kalau film Ambu mengangkat cerita tentang kehidupan asli masyarakat Baduy, terutama kaum wanitanya yang mendidik anak-anaknya dengan kelembutan dan kasih sayang.

Perkampungan Suku Baduy Dalam Resmi Blankspot Internet

"Bagus sih kalau menurut saya. Kalau saya sih, sebagai warga Baduy menyambut dengan sangat baik," tuturnya.

Dia berharap, munculnya film Ambu yang mengambil latar cerita di perkampungan Baduy Luar, bisa mempromosikan kesenian dan karya cipta asli suku asli Banten itu.

Kominfo dan Operator Seluler Diskusi Pemutusan Internet di Baduy

"setidaknya dengan adanya film tersebut, bisa mempromosikan Baduy juga, dalam sektor wisata. Selain itu juga, semoga bisa mengangkat kain tenun dan sebagainya," ujarnya.

Film garapan Farid Dermawan dengan rumah produksi Skytree Pictures ini, mengalami tantangan saat syuting, seperti tidak diperbolehkannya cahaya lampu saat malam hari dan aliran listrik.

Akibatnya, film Ambu yang skenarionya ditulis oleh Titin Watimena ini, harus membuat set perkampungan Baduy di area Ona, Kecamatan Rangakasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, atau di luar perkampungan Baduy Luar.

"Kita syuting menggunakan cahaya matahari. Syuting malam, kita ngakalinnya bangun set di luar Baduy," kata Farid Dermawan, sutradara film Ambu.

Kini, bangunan perkampungan Suku Baduy tetap dipertahankan dan menjadi objek wisata baru di Kabupaten Lebak.

Masyarakat asli Suku Baduy yang ikut bermain film ini diajari terlebih dahulu bagaimana bergaya di depan kamera.

"Pernah suatu saat kita syuting memakai warga Baduy, sekitar 40 orang, itu ibu-ibunya sudah gelisah, sudah lewat jam 3 sore, jadi dia harus masak gitu kan. Kita bilang aja, 'Sebentar lagi Bu, Sebentar lagi Bu.' Akhirnya selesai tepat waktu, jadi mereka bisa masak," ucap pria brewok ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya