Pakai Behel Boleh, Tompi: di Al Quran Tidak Ada Kalimat Tidak Boleh Operasi Hidung

Tompi
Sumber :
  • IG @dr_tompi

JAKARTA –Tindakan operasi plastik mungkin sudah tidak asing di kalangan masyarakat dunia. Beberapa operasi seperti memancungkan hidung menjadi salah satu tindakan yang banyak dipilih sejumlah orang.

Aturan Baru, Arab Saudi Izinkan Semua Jenis Visa Bisa Ibadah Umrah

Bukan tanpa sebab, hal ini dipilih untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka. Banyak orang yang mengalami tindakan bullying lantaran bentuk hidung mereka. Scroll lebih lanjut ya.

Namun di sisi lain, berbicara mengenai operasi plastik tidak sedikit menimbulkan pro dan kontra. Tak sedikit dari umat muslim yang menganggap operasi plastik seperti memancungkan hidup haram. Terkait hal itu, ahli bedah plastik sekaligus penyanyi jazz kenamaan dr. Tompi punya pandangan tersendiri. 

PKB Perkuat Politik Islam dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran, Menurut Pengamat

"Cukup sering dapat pasien nanya 'dok dosa enggak sih merubah bentuk' pasti banyak di seputar itu. Akan ada banyak anggapan enggak boleh karena merubah takdir. Pertanyaan gue sederhana, kalau lo punya anak giginya maju pasang behel enggak? Itu enggak ngerubah bentuk? Enggak perlu dalil common sense ya," kata dia melansir tayangan YouTube Kasisolusi. 

Mengenal Agama Sikh, Keyakinan yang Dianut Bunga Zainal dan Anak-anaknya

Lebih lanjut dijelaskan oleh Tompi, sebagai muslim, kita sering terjebak di sesuatu kita anggap value yang dianut. Tapi kita tidak konsisten. Padahak dalam Islam yang diketahuinya konsisten jelas, harus. Misalnya ketika kita bilang makan babi itu haram makan semangkok atau makan dalam jumlah kecil akan tetap haram. 

"Kecuali tidak ada pilihan dalam keadaan lo kelaparan, terancam kematian sehingga lo harus makan itu, clear hukumnya gitu. Kemudian kalau lo bilang mengubah penampilan itu mengubah takdir, artinnya dia lahir jelek yaudah gitu. Punya anak giginya maju pasangan behel enggak? ngomong bagus, makan bisa, nafas bisa, pasti diketawain," kata Tompi.

"Tidak merubah," kata pembawa acara.

ilustrasi operasi plastik

Photo :
  • lookstudio/freepik

"Itu yang gue bilang tidak konsisten, pada saat. Secara mental anaknya tertekan enggak? Menurut lo punya idung pesek tertekan enggak? Sekarang mundurin gigi boleh, majuin idung enggak boleh," sahut dr. Tompi.

Pemilik klinik bedah plastik kenamaan di Jakarta ini juga menyebut baginya yang terpenting adalah konsisten dalam berpikir. Dia menjelaskan di Al Quran sendiri tidak terperinci tidak boleh operasi hidung.

“Tidak begitu kalimatnya. Tidak boleh operasi hidung tidak boleh operasi ini enggak ada kalimatnya. Di Al Quran statmentnya global. Baru setelah itu lahirlah pemikiran. Intinya dari gue Islam diturunkan untuk orang-orang yang berpikir kalau enggak mau berpikir ya minggir. Sesimple itu. Untuk berpikir yang dibutuhkan adalah konsistensi, enggak bisa sekrang lo pikir A karena ada kepentingan di situ terus karena enggak ada kepentingan lo di B. Harus konsisten," ujarnya.

Tompi juga menegaskan, pentingnya untuk konsisten tentang apa yang dianut. Kalau memang menurut seseorang bedah plastik dengan memancungkan hidung adalah dosa. Maka Tompi tidak akan mendebatkannya, dia akan menghargai orang itu.

"Tapi bahwasanya anggap itu tidak boleh is okay, tapi di saat ini menjadi bahan diskusi akan bertanya kenapa. Oke konsisten aja, kalau majuin idung enggak boleh berarti mundurin gigi enggak boleh apapun alasannya. Perkara majuin hidung karena pakai silicon gue pakai tulang iga, tulang telinga, atau gue rekonstruksi gue tata ulang jadi tanpa harus ada benda asing masuk bisa. Apapun alasannya," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya