Stabilkan Harga, Kementan Bersama Petani Champion Guyur Pasokan Cabai ke Pasaran

Kementan dan petani champion melakukan pendistribusian cabai
Sumber :
  • Kementan

VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama para petani champion di sejumlah daerah terus melakukan pendistribusian cabai ke sejumlah wilayah yang mengalami fluktuasi harga. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat stabilisasi dan ketersediaan pasokan cabai di masyarakat.

Daftar Harga Pangan 29 April 2024: Beras hingga Telur Ayam Naik

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan pasokan dan ketersediaan cabai dalam kondisi aman. Namun demikian, kata dia, pemerintah tetap bergerak dengan membagikan bibit cabai gratis untuk masyarakat Indonesia agar bisa ditanam di pekarangan rumah. Menurut Amran, langkah ini perlu dilakukan untuk menjaga situasi harga cabai yang fluktuasi.

"Ya kita harapkan ada pembagian bibit. Pak Dirjen Hortikultura menggalakkan tanam cabai 5-10 pot di rumah bisa mencukupi keluarganya," kata Amran, kemarin Kamis (16/11/2023).

BAP Korupsi Kementan Bocor ke SYL, KPK Duga Berasal dari Pengacara

Mengenai hal ini, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa kenaikan harga yang terjadi saat ini disebabkan karena cuaca ekstrem atau musim kering el nino yang berlangsung lama sejak awal tahun 2023. Akibatnya, petani tak bisa menanam karena kekurangan air. Untungnya, kata Prihasto, saat ini musim hujan sudah tiba yang berlangsung sejak awal bulan lalu.

"Situasi panen bulan lalu kurang maksimal dan banyak terserang penyakit. Sementara pertanaman di bulan Februari-April telah memasuki masa habis panen. Untung lah saat itu memasuki musim penghujan," katanya.

Daftar Harga Toyota Alphard Bekas Semua Generasi, Mulai Rp100 Jutaan

Prihasto mengatakan, cuaca ekstrem atau musim kering memiliki dampak besar terhadap dinamika harga cabai di tingkat grosir. Harga cabai rawit misalnya berkisar di Rp 55.000 hingga 70.000 per kilogram. Sedangkan untuk cabai keriting berada di kisaran Rp 50.000 hingga 60.000 per kilogram dan cabai TW di kisaran Rp 40.000 hingga 50.000 per kilogram.

Meski demikian, Prihasto memastikan pemerintah melalui kementan terus menjaga stabilitas agar harga cabai yang dinikmati petani tidak dimanfaatkan para cukong dan pedagang nakal sehingga membuat harga cabai di konsumen melonjak tinggi. Kebijakan tersebut diantaranya tetap menjaga pasokan dari para petani Champion Cabai.

"Champion ini adalah mitra strategis Pemerintah dalam menjaga stabilisasi ketersediaan pasokan, baik lokal maupun nasional. Kurang lebih selama dua pekan ini, sejak 31 Oktober 2023, Champion Cabai telah menambah pasokan cabai ke wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan cukup besar," katanya.

Prihasto menambahkan, para petani yang tergabung dalam Champion Cabai juga telah menambah pasokan ke Pasar Induk Keramat Jati (PIKJ) sebanyak 28 ton dan dijual dengan harga lebih murah yakni sekitar Rp 5.000 dari rata-rata harga pasar.

"Peran champion yang bekerjasama dengan Guyup Rukun-PIKJ ini terbukti mampu menahan lonjakan harga drastis yang kerap terjadi di PIKJ di bulan-bulan shortage," katanya.

Di samping itu, kementan terus menyediakan sarana penanganan dampak perubahan iklim untuk pertanaman cabai seluas 250 hektare yang dialokasikan di 33 Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di seluruh Indonesia. Adapun dukungan sarana yang diberikan adalah pemberian pompa air, pipanisasi, embung sederhana, biopori, sumur bor, tandon air, dan teknologi hemat air (irigasi sprinkler, tetes, kabut).

"Ditjen Hortikultura Kementan juga memfasilitasi penanganan dampak perubahan iklis seluas 75 hektare yang dialokasikan di 16 Provinsi, 67 Kabupaten/Kota dalam bentuk sumur dalam," katanya.

Untuk diketahui, Kementan melalui Ditjen Hortikultura terus memberikan dukungan kepada para petani agar berproduksi melalui fasilitasi prasarana seperti smart green house (SGH) untuk budidaya dan nursery untuk pembenihan seedling siap tanam. Kementan juga memberi dukungan pascapanen dalam bentuk bangsal pascapanen, sarana pascapanen dan pengolahan.

"Terakhir, pemerintah terus berupaya mendorong petani di daerah untuk mendaftarkan varietas lokal yang memiliki keunggulan, seperti: tahan organisme pengganggu tanaman (OPT), tahan perubahan iklim dan provitas tinggi," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya