Sumber :
- REUTERS / Marcos Brindicci
VIVA.co.id
- Usai sukses terakhirnya di GP Argentina pekan lalu, Valentino Rossi kini dihadapkan dengan upaya pemecahan rekor kemenangan sepanjang masa milik legenda balapan roda dua, Giacomo Agostini.
Sepanjang awal musim 2015 ini, fans The Doctor saat ini pasti sudah berani mengatakan bahwa jagoannya bisa bangkit usai terpuruk selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga :
Ducati: Lorenzo Sadar akan Potensi Motor Kami
Baca Juga :
Rossi Super Tangguh bagi Marquez di Musim Ini
Baca Juga :
Mencari 'Rio Haryanto' Versi MotoGP
Kemenangan di Argentina kemarin membuat pembalap Yamaha itu merebut podium teratas untuk ke-110 kalinya sepanjang karir Rossi di kelas grand prix, membuatnya hanya berjarak 12 kemenangan lagi saja dari milik sang senior yang juga berasa dari Italia.
Pertanyaan besarnya: bisakah Rossi merebut 13 kemenangan MotoGP yang dibutuhkannya untuk merebut rekor dari tangan Agostini sekaligus menyematkannya sebagai penunggang kuda besi paling sukses sepanjang sejarah?
Pertanyaannya tergantung berapa lama lagi karir Rossi kuat bertahan demi mengejar rekor tersebut. Kontraknya dengan Yamaha kemungkinan besar akan habis musim depan, jadi setidaknya masih ada 33 balapan lagi sebelum kontraknya habis (kalau jumlah balapan musim depan masih sama).
Melihat catatan empat kemenangan dalam sembilan balapan terakhir, Rossi bahkan bisa saja diberikan perpanjangan kontrak lagi oleh tim berlogo garpu tala tersebut.
Tapi, ada sejumlah hal yang bisa menghambat ambisi Rossi untuk memecahkan rekor Agostini. Salah satunya perpindahan suplai ban dari Bridgestone ke Michelin yang akan menjadi satu-satunya penyedia ban MotoGP mulai musim 2016 mendatang.
Rider veteran itu dikenal kurang suka dengan tipikal ban Michelin. Pada 2008, Rossi sempat memutuskan untuk kembali ke Bridgestone setelah musim sebelumnya penampilannya merosot ketika gunakan Michelins.
Selain itu yang pasti rivalitas di barisan terdepan yang sangat sengit musim ini. Selain Honda, Ducati sampai beberapa tim Open Class bisa menjadi ancaman buat Yamaha M1 tunggangan Rossi.
Tetapi, ada hal positif yang bisa mendorong Rossi sebagai yang tercepat. Merapatnya crew chief baru, Silvano Galbusera, terbukti bisa mendongkrak penampilan anak asuhnya sejak akhir musim kemarin. Selain itu, motivasi dan skill Rossi pun masih terjaga. Jadi bisakah Rossi akhirnya jadi pembalap terbaik dalam sejarah? Menarik untuk disimak.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pertanyaan besarnya: bisakah Rossi merebut 13 kemenangan MotoGP yang dibutuhkannya untuk merebut rekor dari tangan Agostini sekaligus menyematkannya sebagai penunggang kuda besi paling sukses sepanjang sejarah?