- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Di atas lintasan kayu Jakarta International Velodrome melesat sebuah sepeda dengan kecepatan tinggi. Dengan peluh mengucur, sang pembalap terus mengayuh sepedanya sekuat tenaga.
Tapi jika dilihat lebih detil, pria ini tidak seperti kebanyakan orang. Salah satu kakinya tidak sempurna, kaki palsu. Bukan itu yang mengejutkan kami. Tapi, kecepatannya yang tak kalah dengan pembalap sepeda pada umumnya.
Nama M Fadli tertulis di punggung seragam tim nasional yang dikenakannya. Nama itu langsung mengingatkan pada kejadian memilukan di garis finis Sirkuit Sentul, tiga tahun lalu.
Fadli tertabrak dari belakang usai menjadi juara. Hidupnya langsung berubah. Kaki kirinya harus diamputasi.
"Semua orang dalam posisi itu pasti down," ujar Fadli.
Namun, diri mampu bangkit dengan dukungan keluarga terdekat dan tokoh para cycling yang menghidupkan kembali semangatnya bisa membela Indonesia.
Lihat wawancara lengkap bersama M. Fadli Immamudin di bawah ini:
Tak hanya Fadli yang memiliki kisah inspiratif. Kenalkan Hani Puji Hastuti, srikandi andalan Indonesia pada cabang para shooting (menembak).
Hidupnya tak langsung menjadi atlet seperti saat ini. Harus duduk di kursi roda sejak kecil, siapa menyangka dia kini akan menggendong senapan sambil mengenakan Garuda di dada.
Sempat ada orang yang menilai dia tidak mampu, bahkan yang terdekat dengan dirinya. Jiwa Hani pun terbakar semangat untuk membuktikan mereka salah.
Lihat wawancara dengan Haji Puji Hastuti di video ini: