Fritz: ISG 2013 Seharusnya Tetap di Riau

Menko Kesra Agung Laksono, Menpora Roy Suryo dan Gubernur Riau
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro
VIVAnews
Pengakuan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Dikalahkan Irak
- Rencana Menpora Roy Suryo untuk memindahkan perhelatan Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 ke Jakarta dikritik pengamat olahraga Fritz E Simanjuntak. Riau dinilai Fritz tetap layak menjadi tuan rumah ISG.

Gaji UMR Mahal, Restoran di New York Pekerjakan Warga Filipina Jadi Kasir Virtual Lewat Zoom

Menpora ngotot untuk memindahkan perhelatan ISG dari Riau ke Jakarta. Menpora berdalih status Gubernur Riau yang juga Ketua Pelaksana ISG, Rusli Zainal, sebagai tersangka KPK bisa mengganggu jalannya ISG dan merusak citra Indonesia.
Segera Dipersunting Rizky Febian dengan Prosesi Ijab Kabul, Mahalini Raharja Bakal Mualaf?


Dari segi venue, Riau sebenarnya sudah siap. Permasalahan di Stadion Utama Riau dan kolam renang di Rumbai bisa diatasi. Namun, Menpora tetap menyoroti faktor non-teknis, yakni status Rusli.


"Status Gubernur Riau adalah persoalan lain. Fokus Menpora justru kepada penyelenggaraannya saja. Status Gubernur Riau adalah masalah hukum, jangan dicampuradukkan," ujar Fritz.


Fritz menilai sikap Menpora yang ngotot memindahkan ISG ke Jakarta juga bisa menimbulkan masalah. Dengan waktu tiga bulan sebelum ISG dimulai, 22 September-1 Oktober 2013, Jakarta belum tentu siap menjadi tuan rumah.


"Dipindahkan ke Jakarta belum tentu menyelesaikan masalah, dan kendalanya pasti akan sama. Bahkan akan menambah masalah baru bagi Pemda DKI Jakarta. Sebentar lagi sudah masuk bulan Juni, apa yang bisa dilakukan dengan sisa waktu tiga bulan ini? Belum lagi menunggu payung hukumnya. Keppres harus diubah dan tidak semudah itu," tegas Fritz.


Fritz juga mengkritik kesigapan Pemerintah Pusat dalam menggelar ajang multi event olahraga. Fritz menilai Pemerintah tidak berkaca pada masalah SEA Games 2011 dan Asian Beach Games 2008.


"Saya melihat tidak adanya kemampuan Pemerintah Pusat untuk mengemas event olahraga bertaraf Internasional. Semuanya serba mepet, lihat saja Asian Beach Games , kemudian SEA Games dan sekarang ISG. Padahal ini sudah berulang kali," papar Fritz. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya