Sumber :
VIVA.co.id
- Konflik antara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ternyata terbawa hingga ke hari pelaksanaan SEA Games Singapura 2015. Kedua belah pihak saling jegal sejak dari masa persiapan keberangkatan menuju Singapura.
Menurut pengakuan Ketua Satlak Prima, Suwarno, Ketua KONI, Tono Suratman, sama sekali tidak diakomodir oleh pihak KOI untuk menjadi salah satu rombongan kontingen Indonesia di ajang dua tahunan tersebut.
Suwarno melihat tidak diberikannya akreditasi kepada dua petinggi KONI itu lebih karena masalah personal. Seperti diketahui, kedua lembaga tersebut hingga saat ini selalu berseteru terkait tugas dan fungsi masing-masing.
Yang membuat mantan Panglima Kodam Brawijaya tersebut lebih kecewa ialah, sebagai Kasatlak, dia hanya diberi kartu identitas sebagai observer. Hal itu membuatnya tidak bisa mengakses seluruh lokasi pertandingan hingga ke ruangan ofisial.
"Saya saja ditempatkan di observer, tidak semua cabor bisa saya masuki dengan mudah. Kasatlak Prima lho. Akreditasinya kalah dibanding pegawai KOI," kata Suwarno.
Terkait polemik berkepanjangan ini, Suwarno mengusulkan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk bertindak tegas. Dia tak segan mengusulkan untuk membubarkan salah satu dari dua lembaga tersebut.
"Makanya saya sarankan KONI yang dibubarkan atau KOI. Harus ada satu saja yang ada," kata purnawirawan berpangkat Mayor Jenderal tersebut.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Yang membuat mantan Panglima Kodam Brawijaya tersebut lebih kecewa ialah, sebagai Kasatlak, dia hanya diberi kartu identitas sebagai observer. Hal itu membuatnya tidak bisa mengakses seluruh lokasi pertandingan hingga ke ruangan ofisial.