Revisi Cabor Asian Games 2018 Bikin Bridge Indonesia Kecewa

Atlet Bridge
Sumber :
VIVA.co.id
- Komite Olahraga Indonesia (KOI) dan Satlak Prima telah mengeluarkan daftar 37 cabang olahraga untuk Asian Games 2018. Dunia bridge Indonesia yang mendapatkan pukulan telak.

Setelah rapat koordinasi AG 2018 dengan Olympic Council of Asia (OCA) akhir Januari 2016 kemarin, ditetapkan 36 cabang akan dipertandingkan dengan 28 dari Olimpiade dan 8 dari non-Olimpiade. Satu cabang lagi masih diperebutkan oleh jet ski, paralayang, bridge, dan panjat dinding. 

Padahal sebelumnya, OCA, Kemenpora, serta KOI telah resmi memutuskan ke-36 cabor AG 2018 dalam pertemuan di Jakarta pada 14 Juni 2015. Bridge dipilih sebagai cabor yang menjadi hak prerogatif tuan rumah. 

Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) pun menilai KOI dan Satlak Prima inkonsisten terkait penentuan cabor di AG 2018.

PB GABSI menyoroti keputusan kedua lembaga itu yang tiba-tiba mengeluarkan bridge dari daftar 36 cabor AG 2018 dan memasukannya kedalam cabor usulan tuan rumah yang belum ditentukan hingga saat ini.

“KOI dan Satlak Prima terlihat jelas tidak konsisten karena sudah sejak tahun lalu bridge dinyatakan resmi dipertandingkan di AG 2018, bahkan venue-nya sudah ditetapkan di Palembang," ujar Ketua Umum PB GABSI Ekawahyu Kasih.

"Keputusan mereka saat ini sama saja menganulir keputusan sebelumnya. Tentu kami kecewa dengan sikap mereka apalagi keputusannya diambil sepihak,” tambahnya.

Ekawahyu menyatakan KOI dan Satlak Prima tidak pernah berkomunikasi dengan pihaknya terkait perubahan itu sebelumnya. Keputusan itu, lanjut Ekawahyu, dinilai memalukan karena kabar mengenai bridge akan berlaga di AG 2018 telah tersebar luas hingga mancanegara. 

Beberapa organisasi bridge dunia seperti WBF (World Bridge Federation), ABF (Australian Bridge Federation), dan EBU (English Bridge Union) juga telah merilis bahwa bridge akan berlaga di AG 2018 melalui website resminya masing-masing.

Menurutnya, sejak resmi diumumkan berlaga di AG 2018 pada tahun lalu, PB GABSI telah menyiapkan serangkaian program guna merealisasikan target 5 medali emas yang dijanjikan. 

Hal itu ditunjukan dengan melaksanakan Seleksi Nasional (Seleknas) Junior, Girls, Youngster dan dilanjutkan dengan Seleknas Men, Ladies, dan Mixed Team.
Sepakbola di Asian Games 2018, Dipertandingkan atau Tidak?

"Sesudah itu akan dilaksanakan Pelatnas dengan sistem promosi-degradasi setiap 4 bulan sekali sesuai dengan arahan Satlak Prima. Pelatnas akan dilatih pelatih asing kaliber dunia yaitu Krisztoff Marsten dari Polandia yang telah berhasil menciptakan juara-juara dunia," katanya.
OCA Tak Izinkan Palembang Gelar Penutupan Asian Games

Selain itu, PB GABSI juga telah membuat laporan kepada KONI Pusat terkait kesiapan mereka meraih 5 medali emas. Ekawahyu mengatakan berdasarkan laporan itu, KONI Pusat telah membuat kajian dan sudah disampaikan kepada Ketua Umum KOI, Kasatlak Prima, dan Menpora.
Cara Indonesia Tes Doping di PON dan Asian Games

"Dengan persiapan maksimal selama dua tahun lebih kedepan kami yakin bisa mencapai target medali emas itu asal jangan direcoki dengan hal-hal seperti ini,” tambah Ekawahyu.
Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan.

Ketum KOI: Angkat Besi Cabor Andalan Indonesia

Angkat besi mampu menjaga konsistensi di tiga gelaran Olimpiade.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016