- Satria Zulfikar (Mataram)/ VIVA
VIVA – Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, memastikan akan menggelar Formula 1. Itu setelah perwakilan asal NTB bersama pihak ITDC berkunjung ke Abu Dhabi membahas soal perhelatan F1.
Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB, Ridwansyah, mengatakan penyelenggara F1 mengapresiasi suksesnya Sirkuit Mandalika menggelar World SBK kemarin. Bahkan, penyelengara F1 antusias agar ajang balap jet darat itu segera digelar di Sirkuit Mandalika.
"Pihak F1 sangat antusias, namun kepastian kapan F1 dipastikan digelar tergantung pada hasil evaluasi kelayakan oleh tim F1," kata Ridwansyah, Minggu, 12 Desember 2021.
"Nanti akan ada first evaluation, kemudian direspons dengan proposal resmi dari penyelenggara (MGPA dan ITDC), dilanjutkan negosiasi dan kesepakatan akhir" ujarnya.
Dia mengatakan, President and CEO of Formula 1 di Sirkuit Yas Marina Abu Dhabi, Stefano Domenicali, Jumat kemarin menyatakan ada beberapa syarat yang harus dilakukan Indonesia untuk menyelenggarakan F1.
"Beberapa syarat penting yang harus disiapkan antara lain akomodasi dengan jumlah kamar hotel berbintang minimal 3 ribu kamar," katanya.
Saat ini sudah terbangun tiga hotel dan vila eksklusif dengan 800 kamar di sekitar Mandalika. Selain itu dibutuhkan infrastruktur transportasi yang memadai seperti jalan dan fasilitas keselamatannya, 'landacape' serta dukungan logistik.
Ada beberapa persyaratan teknis lain seperti 'automatic signaling system' untuk marshal, penambahan 26.000 ban bekas dari Kementrian industri, dan yang tersedia saat ini sekitar 14.000.
Kemudian pelebaran pit garage dengan penggabungan garasi yang ada sekarang dan beberapa peningkatan lain di fasilitas pendukung sirkuit.
"Pihak F1 sangat antusias , namun kepastian kapan F1 dipastikan digelar tergantung pada hasil evaluasi kelayakan oleh tim F1," katanya.
Ridwansyah mengatakan, saat ini Sirkuit Mandalika tengah mempersiapkan MotoGP 2022, Asia Telent Cup dan WorldSBK 2022, sehingga estimasi waktu yang ideal menyelenggarakan F1 pada 2024.
"Karena skala F1 yang jauh lebih rumit daripada MotoGP, apalagi WSBK, pihak ITDC perlu mendapatkan arahan dan persetujuan dari presiden agar negara bisa mendukung penuh," ujar dia.
