Berita Terbaru Virus marburg

Jumlah manusia yang terinfeksi virus Marburg tercatat masih belum sampai 600 di seluruh dunia, dibandingkan COVID-19 yang telah menjangkiti ribuan orang di Indonesia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengeluarkan peringatan bagi para pelancong ke Guinea Khatulistiwa dan Tanzania, di mana virus Marburg menyebar.

Penyakit virus Marburg merupakan kondisi serupa virus demam berdarah yang dapat memiliki tingkat kematian hingga 88 persen, menurut WHO. Gejalanya meliputi demam, diare.

Tiga orang di negara Burundi yang dikarantina telah kehilangan nyawa mereka selama tiga hari karena penyakit misterius atau yang belum diidentifikasi secara resmi.

Menurut WHO penyakit virus Marburg (MVD), sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Marburg, adalah demam berdarah yang parah dan seringkali fatal.

Berdasarkan laporan kasus yang diterima WHO, terdapat 9 kematian dan 16 kasus suspek penyakit Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial.

Banyak yang tertular virus Marburg mengalami pendarahan internal yang parah dalam waktu seminggu, dengan darah dari hidung, gusi, vagina dan muntahan serta tinja.

Virus Marburg menjadi sorotan lantaran penularan yang terjadi di Afrika dan menyebabkan kematian hingga 88 persen. Meski belum ada di Indonesia, masyarakat harus waspada.

Menkes Budi menambahkan, virus marburg saat ini baru dilaporkan di Afrika dan belum meluas ke negara lain. Terlebih, kemungkinan penyebarannya belum terdeteksi lebih.

Pakar peringatkan bahaya penularan yang meluas di Afrika pada virus marburg dengan risiko tinggi mematikan ke manusia. Prediksi tersebut diungkap usai ditemukan 2 kasus.

Setidaknya sembilan orang telah dipastikan meninggal akibat wabah virus Marburg yang pertama kali terjadi di Guinea Khatulistiwa, mendorong pejabat WHO untuk pertemuan.

Penyakit virus Marburg adalah jenis virus demam berdarah yang sangat menular. Ini ditelurkan virus RNA bawaan hewan dari keluarga Filoviridae yang sama dengan virus Ebola