Viral Wanita Ini Klaim Sembuhkan Masalah Penglihatan dengan Teteskan Urine di Mata

Ilustrasi urine.
Sumber :
  • Pixabay/ frolicsomepl

VIVA Trending – Seorang wanita Spanyol memicu kontroversi setelah mengklaim, bahwa meneteskan air seni ke matanya dapat menyembuhkan miopia dan astigmatismenya. Terapi urine atau uroterapi ini merupakan salah satu bentuk pengobatan alternatif yang dipopulerkan oleh naturopath asal Inggris John W. Armstrong pada awal abad ke-20. 

IADO Berikan Edukasi Agar Atlet Peparnas 2024 Bebas Doping

Para pendukung bentuk terapi yang tidak biasa ini mempromosikan penggunaan urine manusia untuk tujuan pengobatan atau kosmetik, termasuk memijat kulit, atau gusi, dengan urine, dan bahkan meminumnya.

Namun, pengguna TikTok dan “asisten konselor metafisik” Suama Fraile mengklaim, bahwa urine juga jauh lebih baik dalam mengobati masalah mata dibandingkan obat kimia yang diresepkan oleh kebanyakan dokter. Wanita tersebut mengaku telah meneteskan air seni ke matanya setiap hari hingga menyembuhkan astigmatisme dan miopianya.

Kapolres Banyuasin Mendadak Cek Urine Personel Propam, Apa Hasilnya?

Dalam video TikTok @mundodesuamafraile yang beredar di media sosial, Suama Fraile menjelaskan bahwa obat tetes urine dapat bekerja lebih baik daripada obat konvensional. Hal tersebut karena obat konvensional banyak mengandung bahan kimia yang lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.

Ini Manfaat Sel Punca untuk Revitalisasi Kesehatan dan Kecantikan

Untuk membuktikan efektivitas urine sebagai obat gangguan penglihatan, wanita tersebut merinci pengalaman pribadinya.

“Saya akan menceritakan pengalaman saya, menuangkan urin ke mata saya di pagi dan malam hari menyembuhkan saya dari astigmatisme dan miopia,” klaimnya. 

“Ini wajar, lupakan obat-obatan, itu bahan kimia, dan itu mempengaruhi kesehatan," lanjutnya lagi dikutip dari laman Odditycentral.com pada Selasa 20 Februari 2024.

Suama mengatakan, agar terapi urine bisa memberikan efek, obat tetes urine harus dioleskan setiap hari, pagi dan sore. Dia juga menyebutkan bahwa dia menggunakan urine yang telah didiamkan dari malam hari hingga membuatnya jadi pekat.

Seperti yang bisa Anda bayangkan, video tersebut mendapat banyak kritik di dunia maya, dan sebagian besar harus saya akui memang benar terasa manfaatnya. 

Mempromosikan terapi urine dan mengoleskannya ke tubuh Anda dengan harapan mendapat manfaat darinya adalah satu hal, tetapi mendorong orang untuk melihatnya adalah hal yang berbeda.  Saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung efek menguntungkan dari terapi urine terhadap kesehatan.


Reaksi Warganet

Sontak saja unggahan video yang dibagikan pemilik akun TiKTok tersebut sukses menuai beragam reaksi warganet. Tak sedikit yang mengaku sudah mencobanya dan hasilnya sangatlah baik.


"Benar sekali, saya melakukannya dan hasilnya luar biasa, penglihatan saya meningkat 70%," tulis warganet.

"Saya tidak ingin membayangkan bagaimana Anda menemukannya," tulis lainnya.

"Saya melakukannya dan sekarang saya buang air kecil melalui mata saya... hahahaha," kata lainnya.

"Ayah saya mulai menggunakannya dan mengatakan itu telah meningkatkan penglihatannya," kata lainnya.


"Apa yang terjadi jika Anda mengalami infeksi saluran kemih dan Anda tidak mengetahuinya dan Anda menyadarinya di mata Anda?" tandas lainnya.

"Sejak saya menggunakannya pada mata saya, saya tidak memerlukan kacamata lagi, dan penglihatan saya sekarang 360 derajat. Sebuah berkah yang sangat direkomendasikan," kata lainnya.


"Ibuku juga memakainya karena matanya terasa seperti kerikil dan sekarang sudah tidak lagi... Aku meminumnya setiap hari di pagi hari dan malam hari aku mengaplikasikannya di wajahku dan aku tidak punya jerawat," tulis lainnya.

Memperingati Hari Pengelihatan Sedunia pada pekan kedua setiap bulan Oktober, Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin) menggelar acara peringatan World Sight Day di pelataran Sarinah, Jakarta, Minggu, 13 Oktober 2024.

World Sight Day: 60.000 Anak Indonesia Mengalami Gangguan Penglihatan

Kementerian Kesehatan menyatakan, berdasarkan hasil screening pada tahun 2023-2024, ada sekitar 60.000 anak-anak yang mengalami gangguan pengelihatan.

img_title
VIVA.co.id
13 Oktober 2024