Dedi Mulyadi Sindir Masyarakat: Harga Beras Naik Ribut, Skincare-Rokok Naik Diam

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

Jakarta – Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Dedi Mulyadi berkomentar terkait reaksi masyarakat yang mengeluh dengan kenaikan harga beras di sejumlah wilayah.

Gara-gara Korupsi Beras Miskin, Kantor Desa di Lombok Disegel Warga

Dedi Mulyadi heran semua orang berteriak saat harga beras naik seolah dunia mau kiamat. Namun, ketika barang yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan juga mengalami kenaikan harga, semua diam.

Ilustrasi harga beras.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia
Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah di Tasikmalaya Terendam Banjir

“Kalau harga beras naik ribut, wuuhh dunia serasa mau kiamat,” ujarnya di YouTube Dedi Mulyadi Channel, dilihat Selasa, 27 Februari 2024 malam.

“Tapi harga skincare naik, yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan, pada diem aja. Harga handphone naik diem aja, harga rokok naik, diem aja, harga baju naik diam saja, harga mobil, harga motor naik diam saja. Enggak ribut,” samungnya.

3 Skincare Ini Jadi Paling Diandalkan oleh Penggunanya

Mantan Bupati Purwakarta itu juga menyindir banyaknya pembangunan yang menggusur sawah, sehingga membuat lahan persawahan kian menyempit. Menurutnya hal ini adalah wujud dari ketidak pedulian masyarakat terhadap sawah.

“Makan nasi yang terbuat dari beras, tapi tidak pernah menghargai sawah, tidak pernah menghargai petani, tidak pernah menghargai buruh petani,” kata dia.

“(Mintanya) terus-terusan harga beras harus murah tapi tiap hari perumahan dibangun menggusur sawah, pabrik dibangun menggusur sawah, toko dibangun menggusur sawah, seolah-olah sawah tidak penting,” sambungnya lagi.

Petani menanam benih padi di sawah (Foto Ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Terakhir, Dedi Mulyadi mengajak masyarakat untuk menjadikan hal ini sebagai pembelajaran agar, kedepannya tidak memandang sebelah mata atau meremehkan sawah dan petani.

“Nah ini pelajaran penting ke depan bahwa jangan suka meremehkan sawah karena kalau sawah sudah tiada maka beras akan sawah. Kalau beras sudah langka, kamu punya apapun di rumah kamu menderita,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya