Dianggap Obat Kanker, Kayu Bajakah Diburu Masyarakat

Riset kayu bajakah jadi obat kanker dapat penghargaan internasional
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Prestasi internasional yang ditorehkan tiga murid SMA Negeri 2 Palangkaraya, yaitu Yazid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani langsung mengundang kehebohan masyarakat Kalimantan Tengah. Mereka langsung memburu potongan kayu bajakah setelah tanaman khas Kalteng itu dinyatakan oleh tiga murid SMA tersebut bisa mengobati sakit kanker. Karya ilmiah itu lah yang membuat mereka  meraih medali emas di World Invention Creativity Olympic (WICO), Seoul, Korea Selatan pada 25 Juli 2019.

Kesehatan Makin Memburuk, Istana Buckingham Perbarui Rencana Pemakaman Raja Charles III

Masyarakat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, antusias sekali memburu kayu bajakah di Pasar Kahayan. Setiap hari mereka cari.

“Apalagi muncul kabar viral terkait penemuan murid SMAN 2 Palangkaraya soal khasiat bajakah untuk menyembuhkan kanker, membuat warga makin antusias memburunya,” ungkap koresponden tvOne Agung Supriyatno dalam Kabar Petang Kamis 15 Agustus 2019.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Guru SMAN2 Palangkaraya, Herlita Gusran, tak kuasa menahan rasa bangga atas prestasi internasional anak-anak bimbingannya itu sehingga mendapat respons yang besar dari masyarakat.  

“Mungkin karena judul penelitiannya kemarin itu adalah Bajakah Tunggal Pengobatan Alami Penyakit Kanker. Karena itu mungkin yang menyebabkan banyak orang tertarik untuk mencari tahu tentang Bajakah ini,” ujar Herlita.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Dia pun antusias menjelaskan kepada tvOne bagaimana karya ilmiah itu bisa muncul untuk dilombakan. Ternyata butuh proses berjenjang, mulai dari karya tulis di sekolah hingga mengikuti lomba karya ilmiah tingkat nasional di Bandung, sebelum akhirnya ke Seoul, Korsel.

“Dari pengalaman empiris, pada saat sesi tanya jawab dan presentasi, dari data-data yang kami himpun selama kurang lebih satu tahun untuk menjadikan suatu karya tulis ilmiah, sehingga dibawa oleh anak-anak yang sebelum ke Korea Selatan, mereka berlaga dulu di tingkat nasional di Bandung dan pada saat itu mendapatkan penghargaan atas lima kategori mengenai bajakah tunggal ini, di antaranya untuk live sciences, baik dari inovasinya, dan dari presentasinya,” kata Herlita.

Dia pun menuturkan, pada awalnya, seorang murid bernama Yazid, yang begitu masuk ke SMAN 2 Palangkaraya bercerita tentang pengobatan yang dipakai oleh keluarganya dalam mengobati kanker yang dialami oleh neneknya.

“Saya sebagi pembimbing tidak serta merta mempercayai penjelasan dari Yazid ini. Di SMAN 2 itu ada kegiatan ekstra kurikuler, di mana salah satu kegiatannya membuat karya tulis,” ujar Herlita.

“Begitu masuk ke SMAN 2 Yazid langsung mendatangi saya bahwa dia punya ide itu. Setelah mendengarnya, akhirnya saya bilang ‘Baik, kita lakukan dulu secara sederhana untuk membuktikan apakah benar yang dikatakan oleh Yaszd itu,” lanjutnya.

Maka pada saat itu mereka mengujicoba tikus yang sudah ada tumornya. “Satu yang saya garis bawahi, anak-anak tidak melakukan induksi ke tikus [agar ada tumor], tapi anak-anak menerima tikus yang sudah ada tumornya. Kemudian tikus itu kita pelihara sebagai studi awal untuk melihat apakah benar ini?” katanya.

Yazid dan rekan-rekannya selama kurang lebih dua bulan pada tahun 2017 memelihara tikus yang selama dipelihara diberikan makanan seperti biasa. “Tetapi air minumnya kami kasih dengan campuran ekstraksi dari bajakah tunggal,” kata Herlita.

Setelah dilakukan pendahuluan, kemudian ada kesembuhan untuk tikus yang mereka amati. Dengan kesembuhan itu berarti terkait dengan apa yang terkandung di dalam tanaman bajakah tersebut.

Kemudian dia mengajak siswa-siswa untuk menganalisis apa saja kandungan-kandungan yang bisa mengatasi yang berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh itu, sehingga menghambat perkembangan sel-sel yang tidak dikehendaki atau yang berlebihan.

“Dari hasil itu kemudian kita proses berdasarkan analisis sederhana kemudian sebagai literatur sehingga kami menyimpulkan bahwa dari kandungan kayu bajakah yang kami uji bisa bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan dari kanker itu,” kata Herlita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya