Perjalanan Karier Seorang Dokter

Perjalanan karier seorang dokter.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Perkenalkan, saya adalah seorang dokter umum yang saat ini bertugas di salah satu rumah sakit sebagai dokter internsip. Mungkin kalian akan bertanya apa itu dokter internsip? Ya, internsip sendiri artinya proses peningkatan mutu seorang dokter umum dengan cara ditempatkan di seluruh rumah sakit di Indonesia.

Ikuti 6 Cara Ini Agar Bisa Cantik Meski dari Rumah

Banyak pro dan kontra dengan adanya program ini,apakah program ini menguntungkan atau justru menghambat karier seorang dokter umum. Tidak dipungkiri setiap kali perubahan kurikulum pasti akan terjadi perubahan sistem lebih lanjut dan akan selalu muncul hal-hal baru yang selalu tidak mulus.

Pada kesempatan kali ini, saya hanya ingin menceritakan sedikit perjalanan karier saya yang pastinya akan sama dengan yang dialami hampir sebagian besar atau bahkan semua mahasiswa-mahasiswi kedokteran.

Pengalaman Seram Dokter Forensik Stephanie Diganggu Arwah Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Ibunya

Saya mulai kuliah pada tahun 2009, selama 3,5 tahun saya mengikuti perkuliahan dengan jadwal yang saya rasa persis seperti SMA, beda sekali denga jadwal fakultas lain. Saya mulai kuliah dari pukul 08.00 dan pulang pukul 15.00 (Senin-Jumat). Apakah saya jenuh? Tentu saja iya, tidak hanya jadwal yang padat, namun tugas pun tak kalah menghabiskan waktu saya tiap harinya.

Saat pertama kali melakukan kunjungan ke rumah sakit menggunakan jas laboratorium membuat saya sangat bagga berjalan di koridor rumah sakit, mengetahui bahwa saya seorang mahasiswi kedokteran yang kelak inilah tempat kerja saya, rumah kedua saya.

Sekolah Jangan Paksa Siswa Ikut Acara Perpisahan

Singkat cerita pada tahun 2013, awal saya diwisuda dan resmi menambahkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di belakang nama saya. Sungguh bangga rasanya mendapatkan gelar ini, tapi tunggu dulu ternyata perjalanan saya belum selesai, gelar dokter (dr.) sesungguhnya belum tercantum pada nama saya.

Saya harus melanjutkan pendidikan dokter muda di rumah sakit kurang lebih selama 2 tahun. Dokter muda, nama yang cukup keren saya rasa hehehe..lebih seringnya orang-orang memanggil kami si dokter muda ini.

Perjalanan ini sungguh tidak mudah, berbeda dengan kuliah kali ini tanggung jawab saya lebih besar. Saat masa klinik seperti ini saya selalu didampingi oleh dokter senior untuk setiap tindakan yang saya lakukan di rumah sakit. Saya datang ke rumah sakit setiap hari, ya setiap hari dan beruntunglah jika pada hari Minggu saya tidak dapat giliran jaga, maka saya bisa pulang untuk bertemu kedua orangtua saya atau terkadang ke rumah hanya menjadi persinggahan tidur saja.

Cukup melelahkan menjadi dokter muda ini, namun di sinilah kesempatan saya mencuri ilmu sebanyak-banyaknya dari dokter senior. Kenapa saya katakan mencuri karena akan ada hal-hal kecil yang unik dalam setiap diri dokter senior saya ini, setiap dari mereka memiliki cara tersendiri dalam menangani kasus yang ada di rumah sakit.

Kasus yang sama, teori yang sama tidak akan menjamin memberikan kesembuhan yang sama pada diri pasien, kenapa saya katakan itu? Tentu saja karena tubuh manusia ini unik, daya tahan tubuh setiap orang berbeda, cara tubuh melawan sakit pun akan berbeda-beda, maka dari itu, seni setiap dokter selalu diuji saat bertemu pasien dan inilah yang saya curi dari setiap senior saya.

Bagaimana cara beliau bertanya suatu keluhan hingga dapat menentukan diagnosis atau bahkan bagaimana cara beliau menggali satu keluhan dengan dalam dan mampu membuat pasiennya cerita tentang keluhan yang dialami. Hal inilah yang mungkin tidak akan diajarkan oleh senior saya, maka mengamati setiap halnya sangatlah penting bagi saya selama menjadi dokter muda.

Tidak selalu mulus, ada beberapa teman harus mengulang di beberapa bagian. Banyak hal yang berpengaruh, bukan masalah pintar atau bodoh, tapi masalah attitude ini adalah poin terpenting selama pendidikan dokter muda, bagaimana bersikap saling menghormati dan menjadi kompak dalam sebuah tim, bagaimana beradaptasi di lingkungan baru, bagaimana tanggung jawab saya sebagai seorang dokter terhadap pasien yang saya tangani, dan apa konsekuensinya bila saya ada melakukan kesalahan.

[dok. Brand Manager J&T Express, Herline Septia, dalam konferensi pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Mei 2024]

Gelar Connect Preneur, Begini Strategi J&T Express Bantu Kembangkan UMKM

J&T Express akan berfokus pada pengembangan inkubasi terkait konteks kendala yang dihadapi para pelaku UMKM tersebut.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024