Perkembangan Seni Kriya Logam di Yogyakarta

praktik seni kriya logam yang mengalami pasang surut, namun seniman tak boleh berhenti berkarya.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Irama berisik tempaan pukulan pada logam terdengar keras silih berganti saat datang ke Nursih Basuki Art Studio yang berada di Dusun Mutihan, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta atau lima menit dari Pasar Legi Kotagede Yogyakarta. Dari suara-suara itulah tercipta maha karya seni kriya logam, konon terbaik di Indonesia.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Jika membicarakan sisi seni kriya logam dari kacamata orang awam, apa sih menariknya seni yang satu ini? Mungkin bisa saja kalah pamor dengan seni rupa pada umumnya yang jauh lebih instagramable.

Nursih Basuki Art Studio hadir untuk merepresentasikan keragaman dinamika praktik dan wacana seni kriya logam berikut para pelakunya. Sebuah studio seni yang melestarikan seni kriya logam di kawasan Kotagede sekaligus merangkul peran aktif para pelaku seni lokal dalam rangka memberikan tawaran baru.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Nursih basuki art studio ini dirancang dengan mengolaborasikan keterlibatan para perajin seni kriya logam berpengalaman puluhan tahun di kawasan Kotagede Yogyakarta. Pilihan format ini dipilih dalam rangka memperkaya pengetahuan tentang ‘ketidakmenarikan’ seni kriya logam selama ini di hadapan generasi muda, yang kemudian dibalik menjadikan seni kriya logam itu ternyata bisa banget menjadi pelengkap estetika kehidupan.

Di samping itu, format ini sekaligus mengoptimalkan potensi kesaling hubungan antar berbagai elemen proses seni yang terjadi. Serta bersama-sama untuk menghidupkan kembali bahwa seni kriya logam di Kotagede itu adalah sebuah warisan sejarah zaman Kerajaan Mataram Islam yang layak untuk terus dirawat.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Pelibatan para perajin seni kriya logam yang beragam ini menjadi sangat penting untuk membangun Nursih Basuki Art Studio ke depan dalam hal memberikan pemahaman di mana seni kriya logam bisa dilihat sebagai satu produksi pengetahuan yang tidak hanya ‘terpusat’ pada satu titik tertentu. Misalnya dipandang hanya sebagai produksi karya pesanan saja.

Tajuk ‘Seni untuk semua’, menjadi misi Nursih Basuki Art Studio dalam upaya terus menerus membangun keberagaman seni kriya logam yang berkelanjutan. Menghidupkan terus bahwa seni kriya logam sebenarnya ada di dalam setiap ruang kehidupan, sadar atau tidak sadar sekalipun.

Wacana digitalisasi karya juga terus didengungkan oleh Nursih Basuki Art Studio. Inisiasi tersebut untuk mengangkat sejarah, kiprah dan praktik dalam konteks hari ini para perajin seni kriya logam yang memiliki pengalaman panjang di kawasan Kotagede, Yogyakarta. Siasat dan strategi Nursih Basuki Art Studio yang saat ini di isi kumpulan pengrajin seni kriya logam terbaik di Yogyakarta ini tentu menjadi angin segar. Semangat kolektif melestarikan seni kriya logam ini dihadirkan lebih spesifik.

Nursih Basuki Art Studio menawarkan cara menonton atau mengapresiasi karya seni logam bahkan ikut mengalaminya. Jika berkunjung ke Nursih Basuki Art Studio akan bisa melihat, mendengar, menyentuh hingga ‘memukul’ untuk membuat sebuah karya seni. Rangsangan itulah yang akan menjadikan pengunjung lebih memahami bagaimana praktik seni kriya logam yang selama ini terus bertahan di pinggiran Yogyakarta.

Sekolah seni baik kejuruan ataupun perguruan tinggi terkadang tidak lentur, namun terkadang bersifat kaku. Nursih Basuki Art Studio juga beralih bukan sebatas menjadi studio yang hanya memproduksi karya saja, namun juga meneliti bagaimana ke depan kiprah studio seni kriya logam menjadi studio alternatif di Yogyakarta. Mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk mempelajari seni kriya logam bukan sebatas teori saja, namun langsung praktiknya selama ini.

Setiap harinya di jam kerja studio seni kriya logam ini terus beraktivitas untuk memproduksi karya-karya pesanan bernilai seni tinggi dari instansi dan lembaga, dari ukuran centimeter hingga puluhan meter. Walaupun ‘tak pernah disentuh’ oleh Pemerintah terkait, namun semangat kolektif para seniman untuk terus tumbuh di tengah perkembangan zaman anak muda yang serba sangat dinamis ini, layak diapresiasi dan didukung ke depannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.