Catatan Ringan: Wahyu Setiawan "Bernyanyilah", Buka Semuanya!

Wahyu Setiawan
Sumber :
  • vstory

VIVA - Awal tahun 2020, guncangan politik terjadi. Luka lama yang tak pernah kering akibat pemilu serentak kembali menganga. Adalah Wahyu Setiawan (Komisioner KPU) tertangkap tangan dalam sebuah operasi oleh KPK. Kasusnya menyeret oknum partai pemenang pemilu yang membuat geger politik nasional.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Tertangkapnya Wahyu Setiawan membuka tabir yang selama ini tertutup rapat. Bahwa ternyata benar komisioner KPU rentan terjerat praktik suap-menyuap. Apa yang dilakukan Wahyu Setiawan sama dengan menusuk dari belakang demokrasi itu sendiri. Ini residu demokrasi sesungguhnya.

Seorang komisioner harusnya bersih, menjaga institusinya agar tetap bersih. Tapi kenyataan malah ikut bermain. Dan akibatnya seperti pepatah, nila setitik rusak susu sebelanga.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Permintaan maaf Wahyu Setiawan yang ditulis dengan tulisan tangan tersebar via broadcast kepada rakyat Indonesia. Saya bisa memaklumi. Maling kalau ketangkap, pasti minta maaf. Berlindung di balik manusia tak luput dari dosa. Agar semuanya jadi ringan memberi maaf kepada kelakuan Wahyu Setiawan dan perbaikan dalam rekrutmen komisioner KPU ke depan.

Bagus juga bisa Wahyu Setiawan membuka sekaligus tabir yang selama ini tertutup rapat. Bahwa ada "kerjasama" caleg lintas partai yang saat ini menjadi anggota DPR dan atau DPRD lewat pintu belakang dengan oknum-oknum KPU dan atau KPUD. Pasti Wahyu Setiawan tahu soal ini. Karena sudah bukan rahasia umum lagi.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Sehabis pemilu serentak, Wahyu Setiawan sering tampil di TV nasional mewakili lembaganya, KPU. Jujur saya menilai, bahwa Wahyu Setiawan dalam menyampaikan pandangannya runtut dan sistematis. Intonasi Anda jelas, terukur. Dan ekspresinya pun menurut saya pas dengan konteks yang dia sampaikan. Wajahnya pun boleh dibilang camera face.

Mengingat masalah ini masalah yang sangat fundamental dalam perkembangan demokrasi Indonesia, dan untuk kebaikan bersama, sudah seharusnya Wahyu Setiawan membuka semuanya. Bernyanyi, tepatnya. Siapa saja caleg lintas partai yang bekerjasama lewat pintu belakang dengan oknum-oknum KPU atau KPUD. Dan apakah dia proxy dari komisioner KPU lainnya? Bukankah keputusan KPU kolektif kolegial?

WS harus menyadari bahwa menanggung sendirian itu tidak baik buat dirinya dan demokrasi Indonesia. Akan lebih baik baginya untuk menarik semuanya. Karena penyuap dan pemberi suap sama-sama melanggar hukum. Jangan terbatas atau dilokalosir pada soal PAW di satu partai saja, tapi lebih luas lagi. Karena yang bekerjasama dengan oknum KPU pasti lebih banyak lintas parpol.

Jadi Bung Wahyu Setiawan, ini waktunya bagi Anda untuk melakukan tobat nasuha. Permohonan maaf setulus-tulusnya kepada seluruh rakyat Indonesia sambil membuka seluruh caleg lintas parpol yang ‘menggunting’ teman sendiri. Dan atau caleg parpol lain dengan cara bekerjasama dengan oknum KPU atau KPUD. Kalau itu dia lakukan, Wahyu Setiawan mungkin dimaafkan.

(Penulis: Lalu Mara Satriawangsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.