Implementasi New Normal pada Bisnis Kecantikan

Beauty Illustration|| Cr: https://i.pinimg.com/originals/ec/5b/bb/ec5bbb9b4547d757999ab9e6d41e615a.jpg
Sumber :
  • vstory
<
p>
VIVA
– Pandemi Covid-19 membawa berbagai dampak pada dunia bisnis di Indonesia, ada pihak yang diuntungkan namun banyak pula yang merugi. Bisnis kecantikan contohnya. Salon, spa, dan klinik kecantikan adalah layanan yang melibatkan kontak fisik dan minim jarak dengan pelanggan, sehingga memiliki risiko penularan virus yang cukup tinggi.

Oleh karenanya, para pelaku bisnis kecantikan harus rela kehilangan banyak pelanggan hingga berhenti beroperasi sementara selama pandemi COVID-19 demi kebaikan bersama.

Keadaan tersebut tentunya membuat mereka memutar otak dan mencari cara agar bisnisnya tetap bisa berjalan. Lantas, langkah apa yang harus dilakukan? Berikut beberapa strategi operasional bisnis kecantikan yang dapat diterapkan.

1. Mengutamakan Kenyamanan Pelanggan
Kondisi pandemi menuntut jaminan kebersihan dan keamanan, pelaku usaha harus menunjukkan komitmen dalam menjaga kesehatan karena pelanggan akan sangat berhati-hati dalam memilih layanan yang digunakan.

Untuk itu, penerapan Standard Operating Procedure (SOP) sesuai protokol kesehatan pencegahan dan penyebaran COVID-19 menjadi kunci utama. SOP yang dirancang oleh Forum Komunitas Ikatan Industri dan pengusaha salon tersebut antara lain: melakukan praktik sanitasi secara rutin; membersihkan dan mensteril peralatan dan perlengkapan kerja; mewajibkan penggunaan masker, sarung tangan, dan/atau alat pelindung diri; mewajibkan pemeriksaan suhu tubuh; memastikan seluruh staf dan pelanggan yang berada di area salon dalam kondisi sehat; serta menerapkan physical distancing.

Selanjutnya, salon juga perlu membatasi kapasitas untuk menghindari kerumunan dengan memberlakukan sistem reservasi; membatasi jenis layanan yang dapat dilakukan; membatasi jam operasional salon; memberi garis batas pada antrian kasir dan memberlakukan sistem pembayaran non-tunai kepada pelanggan.

Penerapan SOP ini merupakan bentuk upaya untuk memberikan kenyamanan dan menumbuhkan kembali rasa percaya pelanggan, sehingga menciptakan pengalaman perawatan kecantikan yang maksimal.

2. Memanfaatkan Teknologi
Kebiasaan masyarakat berubah saat pandemi, mereka beralih dengan melakukan kegiatan secara daring mulai dari sekolah, kerja, hingga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karenanya, pelaku usaha harus pintar membaca peluang dengan memanfaatkan teknologi agar bisnis dapat beradaptasi.

Yang paling sederhana adalah menerapkan sistem reservasi online dan opsi pembayaran cashless. Sistem tersebut tidak hanya memudahkan pelanggan tetapi sekaligus mendukung jalannya SOP salon kecantikan.

Salon juga bisa berekspansi dengan memanfaatkan teknologi virtual meeting untuk memberikan konsultasi kepada pelanggan. Terapis bisa memberikan konsultasi mengenai self-care dan bagaimana memilih produk yang tepat, pelanggan pun bisa berinteraksi secara real-time tanpa terbatas oleh jarak.

Agar semakin marak digunakan, salon dapat menawarkan promosi khusus bagi pelanggan yang bertransaksi secara online. Jika dahulu salon hanya menjangkau pelanggan yang berlokasi di sekitar salon, kini salon bisa dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan merambah dunia online.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

3. Melihat dan Memenuhi Kebutuhan Pelanggan
Sebagian masyarakat belum sepenuhnya yakin untuk beraktivitas di luar, ditambah dengan segala rutinitas yang kini hampir seluruhnya dikerjakan dari rumah, pelanggan akan lebih memilih untuk tidak pergi, apalagi ke salon yang diketahui banyak pelanggan bergantian datang.

Keadaan seperti ini merupakan momen yang tepat bagi bisnis kecantikan untuk untuk melakukan diversifikasi produk dan layanan. Diversifikasi bisa memberi lonjakan pendapatan jika pelaku bisnis jeli dalam melihat dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Salon dapat menghadirkan layanan datang ke rumah atau yang biasa di sebut home service, terapis/staf datang ke rumah pelanggan sesuai dengan jenis layanan yang dipesan. Layanan datang ke rumah dapat memberi kenyamanan dan kemudahan bagi pelanggan sehingga tidak perlu repot ke luar rumah dan bertemu dengan banyak orang.

Adanya layanan ini pun menghemat waktu dan tenaga yang dikeluarkan pelanggan jika dibandingkan harus datang ke salon terlebih dahulu. Namun, pengelola usaha harus benar-benar memastikan seluruh staf dalam keadaan sehat sebelum mulai bertugas.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Jika dimungkinkan, salon juga dapat menciptakan produk Do-it-yourself (DIY) seperti DIY wax kit, DIY nail kit, DIY hair spa, dan sebagainya. Produk-produk DIY semakin digemari karena memberi pelanggan pengalaman baru dan kepuasaan saat berhasil mengaplikasikan produk DIY tersebut.

Pelaku usaha harus lebih giat dalam mengembangkan bisnisnya, dibutuhkan kreativitas serta terobosan masing-masing pelaku usaha untuk bertahan dan bersaing di kondisi yang tidak menentu seperti ini.

Salon patut memperhatikan segala aspek pelayanan seperti peningkatan keahlian karyawan, tanggap akan perkembangan tren, pembaruan perlengkapan dan peralatan salon, hingga cermat dalam membaca kebutuhan pelanggan. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut diharapkan bisnis salon dan kecantikan dapat berjalan lancar meski dihadapkan oleh pandemi COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.