Benarkah Menulis Itu Bisa Menunda Masa Pikun?

Menulis buku (foto dok : Nur Terbit)
Sumber :
  • vstory

VIVA - Walaupun sudah jarang turun ke lapangan, saya usahakan tetap menulis. Menulis apa saja. Di mana saja. Nitip di media yang dikelola bersama teman. Terutama media online.

Pemkab OKU Timur Sabet Opini WTP ke-12, Bupati Lanosin: Alhamdulillah

Juga, di media mainstream format digital. Honornya lumayan pengganti paket internet.

Belakangan di musim pandemi COVID-19 ini, mulai lebih bergairah lagi menulis. Maklum lebih banyak di rumah.

Wow, Siswa SMP Negeri 255 Jakarta Masuk Nominasi Terbaik Kompetisi Menulis Surat untuk Presiden

Paling tidak, mengumpulkan tulisan lama yang berserak, dan menuliskannya kembali untuk dijadikan buku. Menjadi buku fisik, atau digital. Populer dengan sebutan e-Book.

Pokoknya tetap harus menulis. Minimal ya menulis di media sosial seperti blog, FB, atau berlatih membuat video reportase "ala-ala" jurnalis TV di YouTube.

Amicus Curiae Cuma Terakhir untuk Bentuk Opini dan Pengaruhi Hakim MK, Menurut Pengamat

Biar kelihatan tetap eksis, meski usia sudah tuir, out off date.

Ini semuanya, sebenarnya selain agar tidak cepat pikun karena berhenti menulis, juga karena satu hal: naluri wartawan.

Tak bisa melepaskan diri dari habitat dunia tulis menulis, terutama menulis reportase sebagai layaknya wartawan. Seperti dulu lagi.

Itu sebabnya, saya sempat panik, ketika divonis oleh dokter menderita penyakit mata katarak. Bagaimana bisa menulis (mengetik) kalau mata sudah buta?

Benar. Buktinya mata kanan saya seolah melihat kabut, dan pandangan tertutup asap.

Mata kanan pun dioperasi, Minggu lalu, dan kini berdiam di rumah menikmati masa pemulihan pasca operasi. Harusnya sih istirahat, tapi tokh tangan terasa gatal. Tetap juga akhirnya menulis.

"Sudah sembuh Bang Nur?," tanya beberapa teman di WA. Saya jawab, "Alhamdulillah, agak mendingan".

Saya jadi teringat lagi, satu guyonan di tempat tongkrongan para pemburu berita.

"Wartawan itu menulis," Kata teman.

Kalau gak menulis?

Ya, tetap juga namanya wartawan. Tapi cuma dianggap "wartawan" CNN.

Apa itu CNN?

Apa bukan Cable News Network (CNN), itu loh sebuah saluran berita kabel asal AS yang didirikan tahun 1980 oleh konglomerat media asal Amerika Serikat : Ted Turner.

Mirip-miriplah.

Tapi ini CNN-nya parah. CNN = Cuma Nanya Nanya, Cuma Nyatat Nyatat, Cuma Numpang Nampang, cuma... hahahaha.....(Nur Terbit)

 

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie

Pemkot Tangsel Raih Opini WTP 12 Kali Berturut, Benyamin: Kami Selalu Bertekad Pertahankannya

Pencapaian Opini WTP Pemkot Tangsel ini yang ketiga di bawah kepemimpinan Wali Kota Benyamin Davnie dan Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.