Sketsa Ramadhan: Israel, Hentikan Politik Apartheid Kalian!

Polisi Israel
Polisi Israel
Sumber :
  • vstory

Tudingan praktik apartheid dengan seketika dibantah Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid. “Amnesty Internasional mengutip kebohongan yang sering diucapkan kelompok-kelompok teroris untuk memburukkan negara kami. AI sudah ikut menjadi gerakan Anti Semit. Cukup 5 menit menguji serius data-data dalam laporan AI sudah bisa menunjukkan semuanya bohong,” katanya.

Bantahan Israel diamini Pemerintahan Joe Biden yang sedang memerintah AS dan menjadi sekutu terdekat negeri Zion itu. “Sebuah laporan yang absurd,” ujar Duta Besar AS untuk Israel, Tom Nides. “Itu bukan jenis bahasa yang kami pakai dan tak akan pernah kami gunakan.”

Namun pihak AI menjawab kalem. “Kami bukan organisasi politik, kami organisasi kemanusiaan. Israel memang bukan Afrika Selatan, tetapi apa yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina sudah memenuhi definisi apartheid menurut hukum internasional yang berlaku,” simpul Sekjen AI, Agnes Callamard, dari kantor pusatnya di London, Inggris.

Apa implikasinya bagi kita bangsa Indonesia?

Wahai para pejabat negara dan pemimpin ormas agama Islam yang selama ini (diam-diam) bolak-balik ke Israel, bacalah arah angin bertiup. Human Rights Watch dan Amnesty Internasional bukan organisasi abal-abal nan redup. Kedua lembaga tak membawa-bawa sentimen agama dalam melakukan kajian, melainkan murni dari paradigma kemanusiaan dan hukum internasional yang hidup.

Afrika Selatan sebagai contoh negeri apartheid adalah cerita abad 20. Kini di abad 21, Israel yang menempati posisi itu. Kisah Afrika Selatan sudah selesai sebagai bagian sejarah, kisah Israel masih terus berjalan dan menumpahkan darah orang-orang tak bersalah.

Buka mata dan gunakan hati nurani kalian, wahai pejabat pemerintah dan pemimpin ormas Islam nan budiman. Tidak semua urusan harus diteropong dengan lensa politik. Dengan batin dan nalar jernih yang bebas kepentingan kekuasaan jangka pendek—betapapun memukau dan memabukkannya—sebuah kenyataan harus dikabarkan meski mungkin terasa pahit: Israel adalah negara penganut sistem apartheid.

Selebihnya tergantung penyikapan Anda sekalian wahai para pejabat dan pemimpin ormas keagamaan. Jika Anda menahan diri dan tak lagi mendukung agenda-agenda Israel, itu lebih baik bagi bangsa Indonesia. Risiko terburuk hanya mendapat julukan “Anti Semit” yang diberikan kepada Anda, bukan? Apa ruginya? Toh Human Rights Watch dan Amnesty International pun diberi label serupa hanya karena menyampaikan fakta lapangan yang selama ini tak pernah diakui Israel dan negara-negara konco.

Halaman Selanjutnya
img_title
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.