Pembimbing Ibadah Mulai Perhatikan Jemaah Uzur

Koordinator Konsultan Ibadah Haji Daker Mekah, Aswadi Syuhada Nuruddin,
Sumber :
  • Media Center Haji (MCH) 2017

VIVA.co.id – Jumlah jemaah haji Indonesia yang belum pernah berhaji mencapai 98,34 persen, dan hanya 1,66 persen yang pernah berhaji. Kondisi ini menjadi konsentrasi penuh bagi Konsultan Ibadah Haji Daerah Kerja (Daker) Mekah. Terutama soal pembinaan dan bimbingan manasik haji.   

77 Jemaah Haji Indonesia Masih di Arab Saudi Jalani Perawatan di Rumah Sakit

Seperti disampaikan Koordinator Konsultan Ibadah Haji Daker Mekah, Aswadi Syuhada Nuruddin, bimbingan kepada jemaah selama berada di Mekah akan dilakukan secara aplikatif dan tidak secara teoritik yang akan menjadi cukup rumit.

”Biasanya (bimbingan seperti ini) secara aplikatif ini lebih efektif,” katanya di Mekah, Senin, 14 Agustus 2017.

Kuota Jemaah Haji 2024 Diumumkan Sebanyak 221 Ribu, DPR RI Segera Bahas Perbaikan Penyelenggaraan

Pemberian materi secara aplikatif ini dilakukan karena pertimbangan perbedaan latarbelakang profesi dan pendidikan para jemaah haji. Mulai dari petani, pegawai negeri dan ibu rumah tangga. Karena itu, pentingnya strategi dan ketepatan cara pengajaran. Ini agar proses bimbingan mendapat respons cepat dari jemaah.

Aswadi menambahkan, guna memaksimalkan bimbingan jemaah haji saat berada di Mekah, akan dioptimalkan peran dari ketua regu (karu) dan ketua rombongan (karom). Kedua unsur ini dianggap menjadi bagian terpenting dalam pembinaan jemaah haji secara langsung.

1 Jemaah Haji asal Palembang Hilang, Menteri Yaqut: Kami Terus Cari

Selain itu, sinergi juga dilakukan dengan tim pembimbing ibadah haji Indonesia (TPIHI) yang bertugas di sektor-sektor. Ini untuk menyentuh kepada jemaah yang uzur dan mereka yang sedang menjalani perawatan.

"Jemaah uzur memerlukan memerlukan perhatian khusus serta membutuhkan pembimbing yang cukup baik," kata Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu.

Ada beberapa materi bimbingan jemaah uzur. Pertama terkait dengan ibadah salat. Tidak jarang jemaah uzur sering lupa waktu dan hari. Karenanya, menjadi kewajiban yang sehat untuk mengingatkan kewajiban mereka melakukan salat.

Selain itu, pembimbing ibadah juga mengarahkan kapan jemaah boleh bertayamum dan kapan tetap harus berwudu seperti biasa.

“Kami memiliki kewajiban mengingatkan kapan dia harus salat, kapan dia harus bisa menggunakan air, kapan dia bertayamun dan cara-caranya,” kata Aswadi.

Jemaah uzur yang dijumpai tim pembimbing ibadah umumnya tidak terbiasa melakukan tayamum. Karena itu perlu pendampingan teknis bertayamum.

Persoalan lain yang sering mengemuka di sela-sela bimbingan adalah pertanyaan seputar hukum miqat, ihram, dan ihwal menstruasi bagi jemaah haji perempuan.

Menurut Aswadi, timnya juga berupaya membesarkan serta membahagiakan hati para jemaah uzur. Salah satunya dengan memberikan pengertian bahwa haji dapat dilakukan siapa pun bahkan bagi yang sakit. Jemaah yang tidak sakit harus melaksanakan ibadah haji sesuai kemampuannya.

“Bagi yang bisa berjalan, ibadahnya akan kami bimbing sambil berjalan. Sedangkan bagi mereka tidak bisa berjalan atau berbaring, akan kami safari wukufkan serta dibimbing,” katanya.

Hingga Senin, 14 Agustus 2017,  ada tiga jemaah yang dirawat di ruangan ICU dan tujuh jemaah di ruangan intermediet. Sebanyak 27 jemaah pria dan 18 jemaah wanita menjalani rawat inap. Jemaah di perawatan psikiatri ada lima orang, di IGD ada 14 orang dan yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi mencapai 23 orang. Sebanyak 5 jemaah wafat di Mekah. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya