- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id – Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia akan melakukan investigasi atas lolosnya Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi ketika mengikuti tahap test kesehatan dalam proses pilkada.
Bupati Ahmad Wazir Nofiadi tertangkap tangan menggunakan narkotika dan obat-obatan oleh Badan narkotika Nasional. Diduga, Nofiadi menggunakan barang haram itu sudah sejak lama.
Investigasi itu ditujukan untuk mengetahui apakah adanya kesalahan dalam tahap uji kesehatan yang dilakukan terhadap pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Ogan Ilir saat Pilkada serentak 2015.
"Kami ingin lakukan investigasi terkait masalah Narkoba Bupati Ogan ilir," kata Komisioner Bawaslu RI, Nasrullah, di Bawaslu RI Jakarta Pusat, Jumat, 18 Maret 2016.
Nasrullah mempertanyakan mengapa saat tahapan tes kesehatan terhadap calon pasangan kepala daerah tersebut tidak dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Seperti pengambilan sampel rambut untuk mengetahui apakah pernah menggunakan narkoba atau tidak.
"Kalau memang diperiksa secara menyeluruh, kenapa rambut tidak diambil untuk dites. Apa susahnya ambil itu. Kalau tahu bermasalah kenapa diloloskan," ujar Nasrullah.
Selain itu, Nasrullah mengatakan ada dua potensi indikasi dan dugaan kesalahan dalam proses tes, sehingga Ahmad Wazir Nofiadi bisa lolos dalam uji tes bebas dari narkoba.
Pertama, potensi kesalahan dari penyelenggara yakni KPUD Kabupaten Ogan Ilir. Kedua, potensi kesalahan dari tenaga kesehatan yang melakukan uji tes kesehatan.
Namun, ia menegaskan, masih akan melakukan investigasi terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahannya ada di mana. "Kami akan melakukan ivestigasi,” katanya.
Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi sebelumnya digerebek BNN di kediaman pribadinya di Kota Palembang Sumatera Selatan, Minggu malam, 13 Maret 2016.
Ia sudah menjadi target perburuan BNN selama tiga bulan dan akhirnya tertangkap tangan sedang menggunakan sabu-sabu di rumahnya.
Ahmad Wazir Nofiadi merupakan Bupati yang berhasil mengalahkan presenter Helmi Yahya. Namun nahas, baru 37 hari mendapat tahta, ia tersandung kasus narkoba. (ase)
