Penyebab Penderita Kanker di Asia Lebih Rendah

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id –  Dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika, negara-negara di Asia secara umum memiiliki angka kejadian kanker yang lebih rendah. Di negara Barat angka kejadiannya mencapai 100 per 100 ribu, sementara di Asia kejadiannya 50 per 100 ribu.

10 Cara Mengurangi Risiko Kanker, Murah dan Mudah Dilakukan

Menurut Dr dr Sonar Soni Panigoro, SpB(K).Onk, hal tersebut bisa dikaitkan dengan pola makan masyarakat di masing-masing negara. Selain itu, juga berkaitan dengan indeks massa tubuh masyarakat di negara tertentu yang menentukan banyaknya jumlah sel kanker dalam tubuh.

"Misalnya kanker payudara, kalau pada laki-laki volumenya lebih kecil sehingga risikonya lebih kecil. Kalau di Eropa dan Amerika, selain gaya hidup, postur mereka juga lebih besar," kata dr Sonar kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.

Bocah Penderita Kanker Tewas Gara-gara Ditenggelamkan Paksa di Sungai Gangga

Sebelum terjadi Perang Dunia II, di Jepang bahkan kanker payudara memiliki jumlah kejadian yang sangat rendah. Namun kemudian, setelah itu banyak warga ke Jepang yang tinggal di Hawaii dan gaya hidupnya sudah menyesuaikan dengan gaya hidup di sana sehingga angka kanker pun meningkat. Jadi, ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan juga memengaruhi angka kejadian kanker.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof Dr dr Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FCAP mengatakan, 90 persen kanker terjadi karena faktor lingkungan dan gaya hidup.

Daun Sirsak dan Kulit Manggis Hanya Mitos Obat Kanker, Ini Kata Dokter

"Seorang wanita muda kalau makan sayur dan buah-buahan empat kali sehari akan memotong risiko kanker hingga 30 persen," katanya.

Jadi, masih banyak kesempatan untuk mencegah kanker karena kanker terjadi dalam masa 10-20 tahun. Dari satu sel untuk menjadi kanker bisa memakan waktu hingga belasan tahun. (one)

Ilustrasi kanker

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Peningkatan kanker di usia muda ini disebabkan adanya berbagai faktor. Mulai dari perubahan gaya hidup seperti, kurang berolahraga, pola makan tidak sehat hingga lainnya.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024