Karakter Unik Kevin/Marcus, Peraih Gelar All England 2017

Ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldo Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo
Sumber :
  • Twitter/@INABadminton

VIVA.co.id – Hasil impresif yang dicapai duet Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sebagai penguasa podium tertinggi All England 2017 terus menyita perhatian. Hanya menjadi unggulan kelima, rupanya tak menyurutkan besarnya semangat juang duo Pelatnas Cipayung ini merebut gelar bergengsi tersebut.

BNI Dukung Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia

Meski sepanjang tahun lalu sempat tampil gemilang dengan meraih 3 titel ajang Superseries, namun kegagalan menembus Olimpiade Rio 2016 seolah menyisakan rasa kecewa tersendiri bagi duet berperingkat BWF 5 dunia itu. Poin itu pun yang mendorong keduanya untuk membayar tuntas penyesalan tersebut dengan tancap gas di awal tahun ini.

Namun, jika melirik perjalanan keduanya ke masa lalu, baik Kevin atau Marcus memang telah memiliki talenta besar sebelum keduanya dipasangkan dalam skuat Pelatnas Cipayung.

Dulu Bawa Indonesia Sabet Emas SEA Games, Pramudya Kusumawardana Kini Bela Australia

Kevin yang  merupakan jebolan klub PB Djarum Kudus itu adalah finalis Kejuaraan Dunia Junior 2013 di sektor ganda campuran bersama Masita Mahmudin. Nama penyuka lele dan bebek goreng itu pun dipromosikan ke skuat senior Pelatnas dengan berduet dengan Selvanus Geh pada 2014 dan merengkuh dua gelar, Bulgaria dan Vietnam Challenge serta New Zealand Open sepanjang tahun tersebut.

Sementara itu, Marcus yang lebih tua 5 tahun dari Kevin sudah lebih kaya pengalaman bersama pasangan sebelumnya, Markis Kido. Pemain asal klub Tangkas Jakarta ini sempat mencicipi gelar French Open Superseries 2013 dan Indonesian Masters GPG serta semifinalis All England di tahun 2014.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Keduanya pun diakui banyak kalangan memiliki tipikal bermain yang sangat cocok sebagai sebuah pasangan bermain yang kerap tampil atraktif dengan pukulan-pukulan akrobatik. “Satu hal yang paling diingat dari Kevin adalah sikap tak mau kalah dari lawan siapa pun dan ngotot setiap bertanding. Bahkan hal itu pun kadang hingga terbawa ke luar lapangan saat laga telah usai,” ungkap Fung Permadi, salah satu pelatih yang pernah menangani Kevin saat junior di PB Djarum Kudus.

“Marcus dalam duet ini memang mengambil peran sebagai penyeimbang karakter ngotot Kevin yang lebih muda. Namun, dalam perjalanannya mereka pun kini kerap berbagi peran dan terus mengasah kematangan dalam aspek mental dan membaca permainan,” ujar legenda ganda putra Christian Hadinata kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu. (ren)

Anthony Sinisuka Ginting melawan Viktor Axelsen di Thomas Cup

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Thomas Cup dan Uber Cup merupakan salah satu kompetisi bulutangkis bergengsi di dunia dengan menggunakan sistem beregu putra dan putri.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024