Hati-hati, Hamil Muda Dilarang Banyak Jalan Kaki

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA – Beredar anggapan di kalangan masyarakat, wanita hamil sebaiknya tidak banyak berjalan kaki. Karena dapat menyebabkan kontraksi yang kerap terjadi usai berjalan kaki jarak jauh.

Faktanya, janin dalam kandungan membutuhkan oksigen yang dibawa aliran darah untuk proses tumbuh kembangnya. Saat ibu berjalan kaki terlalu jauh dan lama, janin akan merasa kekurangan asupan oksigennya.

"Janin mengambil darah dari kaki ibu untuk mencukupi oksigennya. Kalau ibu terlalu lama jalan kaki dengan jarak yang sangat jauh, janin akan mengeluarkan hormon prostaglandin sebagai bahasa tubuhnya yang mengisyarakatkan kekurangan oksigen," ujar dr. Irvan Adenin, SpOG(K), Konsultan Fetomaternal dari RSAB Harapan Kita, pada VIVA belum lama ini.

Hormon prostaglandin tersebut, lanjut Irvan, menjadi pemicu perubahan pada rahim yang menyebabkan kontraksi. Sehingga para ibu hamil tidak disarankan terlalu banyak berjalan di masa tiga bulan pertama usia kehamilannya.

"Tiga bulan pertama jangan banyak jalan karena janin membutuhkan darah yang banyak untuk cukupi kebutuhan oksigennya. Kalau kebanyakan jalan, dampaknya pada ibu akan kesakitan dan kontraksi di perut," paparnya.

Meski demikian, Irvan tetap menganjurkan para ibu hamil rutin bergerak dan berolahraga dengan jalan kaki setelah 3 bulan pertama terlewati.

"Cukup 30 menit per hari berjalan kaki tanpa berhenti sebagai bentuk olahraganya. Biasanya berdampak baik pada ibu seperti persalinan normal lebih lancar dan meminimalisasi perdarahan post partum."