Ketum Komite Seni Budaya Nusantara Hendardji Soepandji

Seni dan Budaya Harus Bersih dari Politik

Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Hendardji Soepandji
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Sebagai bangsa majemuk, Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Tak cuma aneka tarian, negeri 34 provinsi ini juga memiliki banyak lagu, alat musik, busana tradisional hingga kuliner.

Kesenian Debus Banten Hampir Punah, PAN Turun Tangan Bantu Jaga Pelestarian

Jika digali dan didata, ternyata Indonesia sangat kaya akan ragam seni dan budaya. Bahkan sebuah komite yang memokuskan diri di bidang ini, yakni Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) mengaku membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk menginventarisasi seni dan budaya Indonesia karena jumlahnya yang luar biasa melimpah.

KSBN yang didirikan pada pertengahan kuartal pertama tahun 2017 lalu ini pun sengaja dibentuk sebagai mitra pemerintah untuk melestarikan, mengembangkan dan mengenalkan semua seni dan budaya Nusantara, tidak hanya di negeri sendiri tapi sampai ke luar negeri. Meski usianya masih bayi, namun komite ini cukup bernyali dan punya taji karena sudah berhasil mengenalkan beberapa budaya Tanah Air ke luar negeri.

300 Seniman Siap Meriahkan Pagelaran Sabang Merauke, Ada Isyana Sarasvati Hingga Ivan Gunawan

Misalnya membawa seni dan budaya Aceh ke Mesir. Tak cuma Aceh, seni dan budaya asal Kalimantan Timur dan Jawa Timur pun pernah pamer dan memikat rakyat di negari Piramida itu. Dan tak hanya Mesir, Amerika Serikat dan Romania adalah negara lain yang pernah menyaksikan kebhinnekaan dan keindahan seni dan budaya Indonesia.

Sampainya seni dan budaya Indonesia ke mancanegara berkat peran mantan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Mayor Jenderal (Purn) Hendardji Soepandji. Dia adalah sosok di balik KSBN. Pria berusia 66 tahun ini merupakan ketua umumnya.

Irjen Ferdy Sambo: Polisi Nakal Ngapain Dibela, Pecat!

Bagaimana ceritanya adik mantan Jaksa Agung Hendarman Soepandji itu banting setir dari dunia militer ke seni dan budaya dengan membentuk KSBN yang mempromosikan seni dan budaya lokal ke dunia internasional, berikut petikan wawancaranya bersama VIVA, belum lama ini.

Bisa dijelaskan apa sebenarnya KSBN?

Ini adalah organisasi sosial di bidang seni dan budaya yang tidak memungut biaya seperser pun. Sebuah wadah untuk komunitas seni dan budaya di seluruh provinsi Indonesia, yang melestarikan dan mengembangkan semua seni sekaligus budaya Nusantara, tidak hanya di dalam negeri, namun sampai ke luar negeri. Kami juga punya misi mempertahankan warisan seni budaya tradisional Indonesia dari klaim negara lain. Selain itu, meneruskan industri seni budaya tradisional dengan memegang seni budaya Nusantara.

Organisasi ini diresmikan pada 10 Februari 2017 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tapi sebenarnya kegiatannya sudah dimulai sejak tahun 2010. Jarak waktunya cukup jauh dengan peresmian (sekitar tujuh tahun) karena Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan baru disahkan pada tahun 2017. Setelah ada regulasi, saya melihat seni dan budaya Nusantara makin maju karena landasan hukumnya jelas dan kuat. Kalau dahulunya mau melakukan apa-apa bingung karena landasan hukumnya tidak ada tapi sekarang sudah ada.

Apa latar belakang dan tujuan didirikannya KSBN?

Supaya budaya kita makin eksis, karena budaya kan karakter bangsa. Identitas kita ini sebenarnya kuat. Tidak semua negara memiliki identitas yang kuat. Misalnya negara di Amerika Latin yang menjadi singgahan dan jajahan Spanyol dan bangsa Portugis, setelah ditinggalkan, bahasa nasionalnya menjadi bahasa Portugis dan Spanyol. Sementara di Indonesia, meski sudah dijajah beberapa negara, bahasa nasionalnya tetap bahasa Indonesia. Ini berarti budaya kita kuat, identitas kita kuat karena bahasa menjadi satu identitas suatu bangsa dan bagian dari budaya.

Dengan KSBN, seni dan budaya Indonesia akan semakin kuat dan dikenal serta diakui secara luas. Komite ini pun tidak hanya di Jakarta, tapi juga ada di daerah-daerah dengan jumlah anggota mencapai ratusan ribu orang yang siap melestarikan seni dan budaya Nusantara. Bedanya, KSBN daerah adalah mengangkat kearifan lokal setempat. Misal budaya Papua, khusus seni dan budaya Papua saja supaya kearifan lokal setempat bangkit. Sedangkan KSBN pusat mengangkat seni dan budaya dari semua daerah.

KSBN pertama memang didirikan di Jakarta karena merupakan KSBN pusat, yang kedua di Maluku Utara karena mereka sudah siap. Ada sekitar 10 KSBN yang sudah diresmikan, di antaranya Papua, dan Jawa Tengah. Target kami, KSBN ada di semua provinsi. Embrionya sudah ada tapi menunggu selesai Pilkada supaya tidak ditunggangi kepentingan politik karena kalau itu terjadi akan kacau. Seni dan budaya harus bersih dari politik.

Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Hendardji Soepandji

Bagaimana awal keterlibatan Anda di KSBN?

Saya sudah akrab dengan seni dan budaya sejak kecil. Saya bisa main beberapa alat musik dan berkecimpung di dunia seni. Sejak pensiun dari militer, saya sering main wayang orang dengan beragam peran, kadang jadi Bisma, kadang Batara Guru.

Awal terlibat dan menjadi Ketua Umum KSBN karena diminta teman-teman saya. Kebetulan saya adalah pendiri organisasi ini dan komunitas saya banyak di bidang seni. Ada sembilan pendiri dan semuanya minta saya menjadi Ketua Umum KSBN.  

Pelawak Komeng

Ditanya Mau Dipanggil Apa Jika Terpilih Jadi DPD, Komeng: Asal Jangan Dipanggil KPK

Komedian Komeng sementara masih unggul perolehan suara di pemilihan DPD RI Provinsi Jawa Barat (Jabar) berdasarkan hasil real count KPU.

img_title
VIVA.co.id
19 Februari 2024