Dampingi Jokowi ke KTT ASEAN-ROK, Kepala BKPM Bidik Investor Korea

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVAnews/Fikri Halim

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Jilid II mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri acara kenegaraan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 30th ASEAN-ROK Commemorative Summit, di Korea Selatan. KTT akan berlangsung hingga 26 November 2019. 

2 Juta Hektare Lahan di Merauke Bakal Jadi Perkebunan Tebu, Bahlil Jamin Hak Warga Lokal

Dalam kesempatan itu, Bahlil berencana melakukan pertemuan dengan sekitar 10 top manajemen dan Chief Executive Officer (CEO) dari korporasi-korporasi kakap Korea. 

“Ada dari Lotte Corporation, Posco, Hankook Technology Group, SK E&C, CJ Group, LG Chem, GS Global, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Doosan Corporation, dan The export Import Bank of Korea (KEXIM),” kata Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM, Rizal Calvary Marimbo melalui keterangan resminya, Sabtu, 23 November 2019.

Jabatan Menteri era Jokowi Habis Oktober, Ini Kata Bahlil soal Target Investasi Rp 1.650 triliun

Dalam pertemuan dengan 10 pimpinan perusahaan ternama di Korea, lanjut Rizal, Kepala BKPM akan membicarakan potensi peningkatan investasi Korea di Tanah Air. "Kepala BKPM ingin agar Korea meningkatkan investasi 'first class-nya' di Indonesia. Investasi Korea kan sekarang masih di posisi 6 dan 7. Masih ada ruang yang besar bagi Korea untuk meningkatkan existing capacity-nya berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.

Dia menambahkan, “Dari profil investor-investor yang diundang kelihatan bahwa Pak Kepala (BKPM) maunya Korsel meningkatkan investasi berbasis teknologi maju, memiliki proses alih teknologi dan peningkatan nilai tambah atas produk yang dihasilkan."

Investasi Hilirisasi Turun Jadi Rp 75,8 Triliun di Kuartal I-2024

Menurut Rizal, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menginginkan partisipasi Korea sejalan dengan program hilirisasi, serta peningkatan Sumber Daya Manusia sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden Jokowi. 

“Jadi, investasi yang masuk akan meningkatkan nilai tambah dari industri pengolahan. Ini bukan saatnya lagi mengundang investasi kelas dua tapi sudah first class. Tidak lagi impor bahan mentah dari Indonesia,” ujar Rizal. 

Rizal mengatakan, Kepala BKPM sangat konsen dengan Korea. Sebab, selain sebagai salah satu sumber aliran Penanaman Modal Asing (PMA), negeri Gingseng ini masih menempatkan Indonesia di posisi ketiga atau dibawah Vietnam. Sehingga, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk meyakinkan Korea meningkatkan investasinya di Indonesia.

Untuk diketahui, total PMA Korea ke Indonesia dari 2014 hingga Kuartal III-2019 sebesar US$ 7,67 miliar. Sektor atau industri yang dimasuki yakni mesin dan industri elektronik sebesar 14 persen, pertambangan (12 persen), pakaian (8 persen), karet dan plastik (8 persen), dan lain-lain sebesar 51 persen.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya