Virus Corona Bakal Berefek ke Ekonomi China, RI Perlu Lakukan Ini

Situasi lengang jalanan di kota Wuhan, China, dalam isolasi akibat wabah virus corona.
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Dampak penyebaran virus Corona membuat sejumlah kota-kota besar di China tidak melakukan aktivitas ekonominya. Hal itu, diperkirakan dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan tentunya berimbas pada sejumlah negara mitra dagangnya.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Penutupan sejumlah kota besar di China pun diperkirakan bisa membuat kontribusi konsumsi masyarakat yang selama ini menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut menurun. Terlebih kota-kota itu adalah sumber pertumbuhan utama.

Imbasnya, tentu adalah turunnya produksi di negara tersebut dan secara langsung ikut membuat penurunan permintaan bahan baku yang selama ini diimpor dari sejumlah negara termasuk Indonesia.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Ekonom PT Bank Central Asia (BBCA), David Sumual mengatakan dampak penutupan kota-kota besar di China akibat virus Corona bakal berdampak pada permintaan konsumen dan ikut menurunkan permintaan komoditas dari Indonesia.

Hal itu, kata David, ikut berdampak kepada ekonomi Indonesia secara langsung, meski tak cukup besar. Sehingga, hal tersebut tetap harus menjadi perhatian semua pihak di Tanah Air. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Dengan lock down kota-kota besar itu, sekitar 80 persen sebenarnya ekonomi China terdampak. Padahal, PDB (Produk Domestik Bruto) China ada di kota itu seperti di Provinsi Hubei," jelas David kepada VIVAnews.

Dengan demikian, David memperkirakan adanya wabah virus corona ekonomi China diperkirakan cuma akan tumbuh sebesar 5 persen pada kuartal I-2020. Dan itu akan semakin parah jika kondisi tersebut berlanjut dari tiga kuartal awal tahun ini.

"Jadi pada tahun ini Pemerintah Indonesia perlu kasih stimulus, sebab ada perlambatan ekonomi 1 persen di China akan berdampak pada penurunan ekonomi RI sebesar 0,2 persen, dengan catatan tak melakukan apa-apa," tegas David.

Adapun bentuk stimulus yang perlu diterapkan, David mengungkapkan pemerintah perlu melakukan kebijakan fiskal yang lebih ekspansif pada awal tahun ini. Khususnya menjaga daya beli untuk masyarakat kelas menengah bawah.

Selain itu, belanja Pemerintah diharapkan dapat segera terserap dan berkualitas untuk mendongkrak ekonomi dalam negeri. "Jadi kita butuh fiskal yang ekspansif awal tahun, sebab sisi moneter sudah dilakukan," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya