Meski Dilanda Wabah Corona, Kinerja PT Pegadaian Tetap Melesat

Transaksi Pegadaian Naik 50 persen Jelang Lebaran
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Meskipun dunia tengah dilanda pandemi wabah corona atau covid-19, PT Pegadaian justru mencatatkan kinerja positif yang cukup melesat. 

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian, R. Swasono Amoeng Widodo menjelaskan, hal itu dapat dilihat dari sejumlah indikator yang mengiringi aspek pertumbuhan jumlah nasabah.

"Seperti misalnya pendapatan usaha, fee base income, omzet, dan laba bersih hingga posisi OSL (out standing loan) hingga Maret 2020," kata Amoeng dalam telekonferensi, Kamis 14 Mei 2020.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Amoeng memastikan, semua indikator tersebut berhasil menunjukkan peningkatan yang lebih baik secara year-to-date (ytd) ataupun year-on-year (yoy).

Dia mengatakan, hingga periode tersebut jumlah nasabah Pegadaian tumbuh 5,17 persen ytd menjadi 14,57 juta nasabah, atau setara kenaikan 400 ribu nasabah. Sementara pendapatan usaha naik 32,76 persen yoy menjadi Rp5,03 triliun, dan fee base income naik 54,60 persen yoy menjadi Rp7,9 miliar.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Kemudian untuk omzet naik 18,63 persen menjadi Rp40,54 triliun, laba bersih naik 6,36 persen menjadi Rp849,5 miliar, dan OSL naik 4,66 persen menjadi Rp52,71 triliun," ujar Amoeng.

Dia menegaskan, disaat pandemi seperti saat ini, justru masyarakat banyak yang menggadaikan barangnya seperti emas, mobil, atau barang-barang berharga lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup hingga pemberian THR (tunjangan hari raya) bagi pelaku usaha yang terkena imbas wabah.

Mereka meyakini, wabah corona akan teratasi dalam waktu dekat sehingga opsi untuk menggadaikan barang-barang berharganya merupakan keputusan yang tepat.

"Kita target OSL bisa tercapai Rp54 triliun, kalau nggak ada harusnya April sudah tercapai. Mudah-mudahan bulan Juli kondisi sudah normal sehingga pada Desember kita harap sudah tercapai," kata Amoeng.

Namun, lanjut Amoeng, pihaknya juga mengakui bahwa tingkat kredit macet (non performing loan/NPL) masih menjadi perhatian perseroan. Sebab hingga 20 Maret 2020, tingkat NPL untuk bisnis gadai sebesar 1,75 persen.

Sementara NPL untuk bisnis non gadai sebesar 5,56 persen, sehingga secara total NPL bulan hingga Maret 2020 sebesar 2,50 persen. Portofolio dari bisnis gadai saat ini mencapai 80-95 persen, sedangkan sisanya adalah bisnis non gadai.

"Dampak corona untuk Mei belum terlihat tapi sampai dengan April 2020 ini belum terdampak justru bisnis gadai mengalami kenaikan dan untuk bisnis non gadai turun," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya