Ada Proyeksi Gelombang Dua Corona, Sri Mulyani: Luar Biasa Menantang  

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Pemerintah optimistis ekonomi Indonesia sepanjang 2020 bisa positif di tengah tekanan ekonomi, akibat wabah virus corona (covid-19). Optimisme itu terjadi meskipun banyak lembaga internasional memproyeksikan ekonomi dunia akan negatif sangat dalam sepanjang tahun ini.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah masih berpegangan pada target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan yakni sebesar -0,4 persen hingga 2,3 persen. Akan tetapi, diakuinya angka proyeksi itu masih bisa bergerak ke depannya.

"Kita masih gunakan -0,4 hingga 2,3 persen. Meski point estimate kita makin mendekati level 0 sampai 1 persen. Kita akan lihat terus karena masih lihat berbagai perkembangan," kata Sri, saat konferensi pers kinerja APBN Mei 2020, Selasa, 16 Juni 2020.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Secara umum, Sri mengakui ekonomi dunia diperkirakan akan semakin mengalami pemburukan ke depannya, akibat ketidakpastian ekonomi akibat wabah covid-19. Bahkan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dikatakannya telah membuat proyeksi negatif sangat dalam bila terjadi gelombang kedua wabah.

Dia mengatakan, OECD memperkirakan bahwa jika gelombang kedua covid-19 terjadi maka ekonomi dunia bisa anjlok hingga -7,6 persen pada 2020 dan hanya bisa bangkit pada 2021 di kisaran 2,8 persen. Akan tetapi, jika tidak adanya gelombang kedua, maka ekonomi diperkirakan di kisaran -6,0 persen pada 2020 dan 5,2 persen pada 2021.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

"Ini kalau double hit dari corona, kalau single hit prospeknya sedikit lebih baik, kontraksi enam persen, tapi itu juga kontraksi dalam. Ingat pertumbuhan ekonomi dunia itu di atas tiga persen, jadi kalau turun ke minus enam, turunnya hampir sembilan persen," tutur dia.

Karena itu, dia menganggap, kondisi itu tentu akan memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia ke depannya. Apalagi, dengan realisasi ekonomi pada kuartal I-2020 yang hanya 2,97 persen, maka diperkirakan ekonomi Indonesia bisa menuju skenario pertumbuhan sangat berat, yakni -0,4 persen.

"Untuk menjaga ekonomi Indonesia positif menjadi sesuatu yang luar biasa manantang. Hampir semua lembaga buat proyeksi kuartal II ekonomi Indonesia dan terlihat hampir semuanya membuat prediksi kuartal II negatif, mungkin hanya sedikit yang masih positif," ungkap Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya