- doc.daylife
VIVAnews - Pemerintah optimistis target penghimpunan dana sebesar Rp250 triliun yang berasal dari utang tidak akan terganggu, meski negara-negara Eropa memutuskan penghentian program pinjaman.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, di kantornya, Jumat, 6 Januari 2012, merasa yakin investor masih tetap akan memilih Indonesia sebagai negara tujuan investasi dibandingkan negara maju.
Terlebih, peringkat Indonesia telah naik menjadi layak investasi (investment grade). "Pinjaman dari Eropa sejauh ini cukup besar. Terutama diperuntukkan sebagai kredit ekspor dan alutsista," ujarnya.
Rahmat mengatakan, posisi utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) masih cukup aman bahkan tergolong rendah. Pemerintah tahun ini menetapkan target rasio debt to GDP sebesar 24 persen dan terus turun menjadi 22 persen pada 2014.
"Yang penting harus dijaga nilai tukar rupiah. Kalau melemah, tentu bunganya semakin membesar," tuturnya.
Saat ini, dia menambahkan, pemerintah memberlakukan prinsip kehati-hatian dalam penyerapan utang. Penggunaan utang lebih difokuskan pada pembiayaan produktif. (art)