Sumber :
VIVAnews
- Tak semua menderita saat rupiah anjlok drastis ke level belasan ribu per dolar Amerika. Ada segelintir pengusaha kecil menengah yang beruntung dari karut marutnya ekonomi ini.
Tak seperti para perajin tempe yang mengeluh naiknya harga kedelai yang masih impor, para perajin gerabah di Yogyakarta justru hingar bingar. Bagaimana tidak, barang yang tadinya dijual 1 dolar hanya bisa mendapat Rp9.000 kini bisa menjadi Rp11 ribu, bahkan lebih. Tentu saja ini keuntungan berlipat.
Baca Juga :
Abah Anton Ngaku Tak Kapok Maju Pilkada Kota Malang: Ulama Milih Kita untuk Lakukan Perubahan
Namun, geliat ini belum bisa menyaingi ramainya ekspor lima tahun lalu. "Mungkin permintaan gerabah di Eropa dan Amerika masih lesu," katanya.
Kasongan, sentra kerajinan gerabah di Yogyakarta sudah terkenal sudah lama. Dengan dimotori 300an perajin, wilayah ini bisa menghasilkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk, dan ukuran. Produknya antara lain guci, air mancur, dan kerajinan tangan lain. Tempat ini juga jadi tujuan wisata di Bantul.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kasongan, sentra kerajinan gerabah di Yogyakarta sudah terkenal sudah lama. Dengan dimotori 300an perajin, wilayah ini bisa menghasilkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk, dan ukuran. Produknya antara lain guci, air mancur, dan kerajinan tangan lain. Tempat ini juga jadi tujuan wisata di Bantul.