Kobaran Semangat Patriotik dalam "Soekarno: Indonesia Merdeka"

Film Soekarno
Sumber :
  • filmsukarno.com

VIVAlife - "Manusia itu sama misteriusnya dengan alam. Tapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu."

Begitu HOS Tjokroaminoto berpesan pada sosok pemuda yang tengah duduk di atas kereta kuda bersamanya. Mata, hati, dan tekad pemuda itu merekamnya. Menjadikan untaian kata itu pedoman hidupnya.

Dulu, pemuda itu hanya anak kecil yang kurus dan sakit-sakitan. Nama lahirnya Koesno Sosrodihardjo. Orang Jawa percaya, nama membawa berkah. Jika ‘ditolak’ tubuh, akibatnya sakit-sakitan.

Nama Koesno kemudian diganti menjadi Soekarno.

Sang Ayah, yang memberikan nama itu, berharap Soekarno tumbuh menjadi ksatria selayak Adipati Karno. Benar saja. Pemuda kelahiran Surabaya, 6 Juni 1901 itu jadi lebih aktif. Suaranya lantang, vokal, dan berani. Ia bahkan menjadi murid kesayangan HOS Tjokroaminoto.

Pemuda gagah nan tampan itu tampaknya sudah menerapkan nasihat Tjokro. Ia tahu betul bagaimana merebut hati manusia. Soekarno melakukannya lewat kemampuan berorasi yang handal.

Seiring masa, jiwa kepemimpinan Soekarno makin menonjol. Ia mengguncang podium politik bangsa. Berani bersikap melawan Belanda yang kala itu menjajah Indonesia. Akibatnya, ia dipenjara. Namun, semangatnya tetap membara.

Soekarno malah menelurkan Indonesia Menggugat, pledoi ekstrem yang membuatnya makin diasingkan. Ia dibuang ke Ende, lalu Bengkulu. Di sana, ia rehat dari politik. Hidupnya diwarnai hasrat berbudaya dan romantisme percintaan.

Kans Anies Maju Lagi di Pilgub Jakarta 2024, Cak Imin: Dia Selalu Bilang Jeda Dulu

Namun, Soekarno tak lama terlena. Birahi politiknya bangkit saat Belanda takluk oleh Jepang. Impiannya untuk melihat Indonesia merdeka, sudah di pelupuk mata. Peringatan kawan politiknya, Mohammad Hatta dan Sjahrir soal kekuatan Jepang, tak ia hiraukan.

“Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk upaya meraih kemerdekaan Indonesia,” pikirnya waktu itu. Indonesia akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945.

Awan Senna Luapkan Isi Hati Menyentuh di Lagu Jangan Pergi

Namun, ada banyak intrik, kontroversi, dan perjuangan untuk meraihnya. Seperti apa Soekarno, Hatta, dan Sjahrir mengawal kemerdekaan bangsa ini?

Itu terangkum dalam film Soekarno: Indonesia Merdeka garapan Hanung Bramantyo. Kisah hidup Sang Founding Father, dipotret dari tahun 1920-an hingga kemerdekaan. Peran-perannya di kancah politik, sampai membawa Sang Garuda terbang bebas di cakrawala, dibeberkan dalam film itu.

Kesal ke Wasit Shen Yinhao, STY: Dia Harus Dipecat dari Sepakbola

Film ini pernah ditolak oleh putri Bung Karno sendiri, Rachmawati Soekarnoputri, karena cerita yang melenceng dari sejarah. Namun, Hanung membuktikan ia tetap berniat memenuhi dahaga masyarakat Indonesia tentang sosok pemimpin yang berwibawa.

Akting Ario Bayu pun sempat diragukan karena ia tak mendalam mengenal sosok Presiden pertama Republik Indonesia. Anggapan itu terjawab oleh kemampuan aktingnya yang luar biasa. Ario berbicara, mengangkat tangan, menunjuk, melangkah, dengan wibawa Soekarno.

Akting Ario juga didukung pemeran lain, seperti Lukman Sardi (Mohammad Hatta), Tanta Ginting (Sjahrir), Maudy Kusnaedi (Inggit Garnasih), Tika Bravani (Fatmawati), Ferry Salim (Jenderal Sakaguchi), dan lain-lain. Film berdurasi 2 jam 17 menit itu akan diputar di bioskop, 11 Desember 2013. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya