Sekjen Golkar: Masalah Jakarta Belum Beres

Kampanye Partai Golkar di GOR Ciracas
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Masih banyak permasalahan di DKI Jakarta yang belum terselesaikan. Kemacetan masih menjadi problem utama ibukota dan belum ada jalan keluar yang tepat untuk permasalahan ini.


"Apakah DKI Jakarta masih macet?," tanya Idrus, yang langsung dijawab "Masih!" dalam kampanye terbuka Partai Golkar di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Selasa, 18 Maret 2014.


Idrus juga mengungkapkan problem lain di Jakarta yang masih terkendala hingga hari ini. Yaitu kesehatan gratis yang hanya wacana. Menurutnya, jelas-jelas rumah sakit tidak mendukung program itu.


"Tahukan Anda di Jakarta rumah sakit tidak menerima kartu berobat gratis?," tanya Idrus. "Tahu!" Jawab massa.


Selain itu, lanjut Idrus, di Jakarta juga masih banyak yang miskin dan pengangguran. Partai Golkar, kata dia, bisa menyelesaikan masalah itu jika diberi kepercayaan rakyat.

Kesal Nonton Pertandingan Indonesia VS Uzbekistan, Kiky Saputri: Wasitnya Guguk!

"Partai Golkar telah menyiapkan Visi Indonesia 2045. Wajah Indonesia ke depan adalah wajah indonesia yang maju. Wajah Indonesia yang sejahtera. Partai Golkar ingin mengubah wajah Indonesia termasuk DKI Jakarta," katanya.
Dapat Sinyal Banyak Partai, Sekda Supian Suri Akan Tantang Calon PKS IBH di Pilkada Depok?


Indonesia Peringkat 1 Pemain Judi Online Terbanyak di Dunia, Netizen: Enggak Heran
Karena itu lanjut Idrus, Golkar juga telah menyiapkan calon presiden yang dianggap mampu menjawab permasalahan yang ada. ARB, kata dia, adalah tokoh yang profesional dan punya pengalaman menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.

"Bangsa Indonesia bisa maju jika dipimpin orang yang profesional. Jangan mempertaruhkan nasib rakyat banyak pada yang hanya bermodal populer. Bangsa ini harus dipimpin orang yang profesional jangan hanya modal popularitas," katanya.


ARB yang berorasi setelah Idrus mengatakan jika Golkar berkuasa, tidak boleh ada rumah sakit yang menolak kartu berobat gratis seperti yang terjadi di Jakarta.


"Kalau ada yang menolak, rumah sakitnya kita hukum! Setuju!," tegasnya.


"Setuju!," jawab massa.


Laporan: Dian Widiyanarko/ Jakarta
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya