Ini Hasil Kajian KPK terhadap Keluarga Koruptor

Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas
Sumber :
  • ANTARA/Reno Esnir

VIVAnews - Korupsi yang masih terjadi di Indonesia berakar dari kehidupan rumah tangga yang bermasalah. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas, menilai rumah tangga yang tidak dibangun dengan sistem mencari rezeki yang halal merupakan asal muasal korupsi.

Kesimpulan itu berdasarkan hasil kajian dan dan penelitian KPK terhadap para tersangka korupsi. Dari kajian itu, KPK menemukan, keluarga para koruptor itu tidak memiliki nilai-nilai keikhlasan dalam bekerja. Selain itu, kata Busyro, kontrol internal yang diterapkan keluarga pun bermasalah suami atau istri membawa uang tak halal ke rumah.  

Busyro lantas mencontohkan seorang suami yang membawa pulang tas berisi uang yang bukan dari hasil kerja halalnya. "Uang itu didiamkan oleh istri. Padahal, si istri tahu kalau uang itu bukan uang halal. Dan mirisnya lagi kalau istri itu juga ikut-ikutan menghitung dan menikmati uang hasil korupsi itu.

Siswa MTsN 1 Pati Sabet Emas dan Perak Olimpiade Matematika Internasional di Thailand

Hal itu bisa saja terjadi, karena dalam kehidupan mereka tidak diajarkan dan ditanamkan nilai untuk bekerja ikhlas," kata Busyro saat berpidato di acara Rapat Senat Terbuka dengan agenda Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad Universitas Muhammadiyah Yogkarta (UMY) yang ke-33, Senin 21 April 2014.

Saat ini, KPK membuat sebuah desa percontohan di Kotagede Yogyakarta yang tujuan akhirnya adalah mengurangi jumlah koruptor. Di Desa percontohan itu, para keluarga diajarkan untuk menanamkan nilai-nilai keihklasan dalam bekerja."Sehingga tujuan mereka bekerja bukan lagi sekadar untuk mendapatkan uang, melainkan untuk mendapatkan ridha Allah dan rezeki yang halal, baik, dan barakah bagi kehidupan," jelas Busyro.

Rencana Pencegahan

Bentuk Kepedulian Muhammadiyah Buat Penyandang Difabel

Karena itu, menurut Busyro, Indonesia harus punya rencana pencegahan jangka panjang untuk mengatasi permasalahan korupsi ini. Dan semua lapisan masyarakat harus ikut berkontribusi dalam pencegahan tersebut.

Kelompok pertama yang yang disasar adalah anak-anak dengan mendidik mereka menjadi orang-orang yang beriman, berilmu, dan beramal. Kemudian, kata Busyro, kelompok guru dan dosen menjadi sosok yang punya modal keterpanggilan untuk menyampaikan ilmunya.

"Karena hanya dengan modal keikhlasan itulah apa yang disampaikan oleh guru dan dosen bisa diresapi maknanya oleh para anak didiknya," jelas Busyro. (ren)

Pemkot Solo Siapkan Nobar Laga Timnas Indonesia di Depan Balai Kota
VIVA Militer: Istri almarhum menangis memeluk nisan.

TNI Berduka... Di Hadapan Kolonel Bayu, Nyonya Indri Sujud Menangis Peluk Makam Letnan Imam

Almarhum merupakan Komandan Koramil di Kuningan.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024