Menilik 15 Tahun Perjalanan Dewi Lestari sebagai Penulis

Dewi Lestari
Sumber :
  • instagram.com/deelestari

VIVA.co.id – 15 tahun perjalanan heksalogi Supernova, Dewi Lestari atau lebih dikenal Dee Lestari, telah membuatnya meraih banyak penghargaan dan prestasi. Kegemarannya dalam menulis yang telah dimulai sejak berusia 9 tahun membawanya menjadi salah satu penulis terbaik di Tanah Air.

Kabar Duka, Ayah Dewi Lestari Meninggal Dunia

Sejak 2001, Dee telah menerbitkan banyak buku, di antaranya Supernova, Filosofi Kopi, Rectoverso, Perahu Kertas, dan Madre. Februari lalu, dia menggenapkan perjalanan 15 tahun karyanya dengan meluncurkan seri terakhir dari heksalogi novel Supernova, yaitu Inteligensi Embun Pagi (IEP).

Bagi Dee, 15 tahun bukanlah waktu yang singkat, dan menurut dia, karier menulis tidak hanya menjadi sebuah profesi, tetapi juga membentuk karakter dan keseluruhan kehidupannya sebagai seorang manusia.

Rayakan Hari Waisak, Ini 5 Artis Indonesia Beragama Buddha

"Ketika menulis, saya menciptakan sebuah semesta, di mana karakter yang dibuat hidup di dalam semesta itu. Bagi saya, semua karya yang diciptakan oleh seniman adalah anak dari jiwa, sehingga saya selalu menulis berdasarkan apa yang saya suka dan mau," ujarnya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu, 7 Mei 2016.

Dia mengakui, awal motivasinya menulis heksalogi Supernova adalah hadiah untuk dirinya ketika memasuki usia 25 tahun. Dia mengatakan, mulanya menjadi seorang penulis bukanlah motivasi untuk dijadikan karier, melainkan berangkat dari niat yang polos cenderung naif, dan sebuah kemurnian. Menurutnya, selama menulis, dia selalu membuat novel itu untuk dirinya sendiri.

Dewi Lestari Ungkap Momen Sedih saat Hapus Nama Reza Gunawan dari Kartu Keluarga

"Dalam setiap karya, saya selalu memposisikan tulisan tersebut untuk pribadi saya sendiri. Karena pada akhirnya, karya itulah yang akan membentuk signature dan sesuatu yang khas. Semua berangkat dari passion. Karena jika mengikuti kemauan pasar, maka akan sulit diprediksi dan selalu dinamis," kata Dee.

Sepanjang perjalanannya menulis, Dee menuturkan, tantangan ketika berkarya adalah bagaimana memasukkan banyak informasi ke dalam suatu karya, sehingga menjadi cair, menyatu, dan dipahami oleh pembaca.

"Tantangan dalam setiap karya pasti selalu ada. Apapun itu tulisannya, akan selalu bertumpu pada apa yang dibutuhkan oleh cerita, bagaimana cerita itu bisa mengalir dan menarik. Pesan saya adalah jangan ragu untuk bereksperimen," katanya.

Atas berbagai karyanya, Dee telah memperoleh banyak penghargaan, di antaranya lima besar Khatulistiwa Award untuk Filosofi Kopi dan Supernova, karya sastra terbaik 2006 versi Majalah Tempo untuk Filosofi Kopi, Anugerah Pembaca 2015 untuk kategori fiksi favorit dan penulis favorit. Kiprahnya di dunia tulis menulis juga telah membawanya ke festival penulis internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya