Tekan Impor, Luhut Minta Pindad Tambah Produksi Munisi

PT Pindad Abraham Mose.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menggelar rapat koordinasi dengan pelaku usaha atau industri yang terkait dengan pengembangan produksi senjata dalam negeri. 

Erick Thohir Angkat Asisten Prabowo Jadi Komisaris Pindad

Dalam rapat tersebut, Luhut meminta PT Pindad selaku BUMN yang memproduksi senjata untuk menambah produksi munisi dan propelan dalam negeri agar dapat mengurangi ketergantungan impor.  

"Jadi Pak Menko (Luhut) maunya kan dikurangi impor, jadi kemampuan dalam negeri lah yang ditambah. Kalau Pindad itu apa, saya bilang kan kami harus mandiri di propelan, kemudian mandiri di munisi," ujar Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, usai rapat di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa 10 Juli 2018.

Terungkap! Ini Alasan Anggota KKB Papua Bisa Pakai Senjata Api Buatan Pindad

Ia menjelaskan, jika ingin mandiri di munisi, yang dibutuhkan adalah penambahan kapasitas pabrik munisi milik Pindad. Menurutnya, ini tentu butuh investasi yang lebih besar.

"Nah, beliau minta segera Pindad memberikan proposal untuk pembangunan penambahan munisi, kemudian memberikan proposal untuk pembangunan propelan. Dua itu kalau dari Pindad," ujarnya.

5 Senjata Mematikan Buatan Indonesia yang Dibeli Militer Asing

Dia menjelaskan, pihaknya siap menambah pabrik baru jika memiliki dana. Saat ini, diungkapkan Mose, kebutuhan munisi dalam negeri itu per tahunnya mencapai 300-400 juta butir. Sementara itu, produksi munisi Pindad saat ini sekitar 197 juta butir per tahun. 

"Sampai akhir 2019 kami (targetkan) sekitar 300 juta butir per tahun. Tetapi kebutuhan itu kan lebih besar dari itu. sehingga Pak Menko minta, 'ya coba dibanyakin lagi'," tuturnya. 

Mengenai dana, ia mengatakan, tidak membicarakan khusus terkait hal tersebut. Hanya saja, Luhut meminta Pindad membuat proposal pembangunan pabrik dalam rangka meningkatkan kapasitas pengembangan produk munisi dan propelan tersebut. Luhut meminta proposal tersebut dapat diserahkan kepadanya dalam waktu dua pekan.

"Tadi belum sampai bicara kekurangan dana. Tapi (kata Menko Luhut) buat lah proposal untuk kapasitas misalnya 200 juta butir per tahun untuk munisi dan propelan bisa sampai 600 atau 800 ton," katanya. 

Propelan adalah bahan pendorong roket atau rudal. Sementara itu, munisi adalah selongsong peluru tempat ditaruhnya mesiu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya