Logo DW

Padam Listrik Massal Indikasikan Lemahnya Mitigasi Jaringan Listrik RI

Reuters/F. Nangoy
Reuters/F. Nangoy
Sumber :
  • dw

Pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat pada hari Minggu (04/08) dimulai sekitar pukul 11.48 WIB. Setelah lebih dari enam jam, listrik di sebagian wilayah yang padam akhirnya menyala kembali.

Nyala listrik di wilayah-wilayah terdampak diketahui tidak berlangsung secara serentak. Padamnya aliran listrik disebabkan adanya gangguan pada jalur transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kilovolt (KV) di Jawa Tengah.

Akibatnya, pasokan energi dari timur ke barat gagal dialirkan sehingga terjadi gangguan di semua pembangkit listrik di sisi barat Pulau Jawa. Lantas apa dampak kejadian ini terhadap perekonomian di Indonesia? Simak wawancara DW Indonesia dengan pengamat ekonomi dari Institute for Develompent of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati.

Deutsche Welle: Apa saja kerugian yang ditimbulkan dari padamnya listrik di sebagian wilayah Pulau Jawa? Sektor mana saja yang paling terdampak?

Enny Sri Hartati: Listrik itu tidak hanya terkait dengan ekonomi. Sekarang hampir seluruh kegiatan masyarakat bergantung pada listrik. Kemarin itu akhirnya tidak hanya dari sisi kebutuhan penerangan dan sebagainya, tetapi juga transportasi dan telekomunikasi.

Terutama kalau di Jakarta transportasi tidak hanya commuter line tapi juga MRT. Bayangkan MRT itu di bawah tanah, ternyata tidak ada back up energi, hanya bergantung listrik. Ketika listrik padam bisa dibayangkan. Itu MRT baru satu jalur, bagaimana kalau banyak jalur?

Transportasi tidak hanya kereta, termasuk juga lampu lalu lintas. Lampu merah tidak bisa berfungsi karena bergantung listrik. Pengisian bahan bakar juga, hampir semua pom bensin susah untuk melayani karena meterannya pun menggunakan listrik. Yang terdampak langsung yaitu perekonomian masyarayakat di pertokoan. Tidak hanya pusat pertokoan, toko-toko kecil juga tutup karena gelap.