Kata Rizal Ramli- JK Soal Solusi Atasi Krisis Corona dengan Cetak Uang

Tumpukan uang kertas rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA – Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) mengatakan pemerintah bisa saja mengambil opsi mencetak uang (printing money) untuk mengantisipasi krisis ekonomi di tengah penanganan pandemi virus corona atau COVID-19.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

“Ya bisa saja mencetak uang Indonesia, tapi tentu menimbulkan inflasi kan. Menimbulkan inflasi, berarti pendapatan masyarakat turun,” kata JK saat acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne pada Selasa, 21 April 2020.

Menurut dia, mencetak uang merupakan salah satu opsi karena memang tidak perlu mengkhawatirkan juga mengingat uang rupiah tidak akan kemana-mana dan tetap saja di dalam negeri. “Karena tidak laku di luar negeri. Cetak uang suatu solusi yang harus dijalankan untuk jangka pendek ini,” ujarnya.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Di samping itu, JK mengajak masyarakat harus bersatu menghadapi dan melawan wabah corona dengan mengikuti petunjuk serta aturan yang dibuat pemerintah agar cepat menyelesaikan masalah. Sehingga, masyarakat bisa bekerja memperbaiki ekonomi.

“Kita harus sama-sama menjalankannya, butuh waktu, pengorbanan, tidak ada pilihan lain. Makin cepat kita menyelesaikan masalah, makin cepat juga kita dapat perbaiki ekonomi,” jelas dia.

Epidemiolog Sebut Virus Nipah Bisa Jadi Pandemi, Berpotensi Masuk Indonesia

Namun, mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan printing money atau mencetak uang itu bahaya sekali. Karena menurut dia, dikhawatirkan akan terjadi tindak pidana korupsi atau abuse of power dan pasti inflasi.

“Tapi yang penting begitu Pemerintah Indonesia printing money, rupiah bisa anjlok ke Rp 20.000 kok. Kecuali pemerintahnya jauh lebih kredibel hari ini,” tandasnya.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Kasus konfirmasi positif COVID-19 di DKI Jakarta kembali meningkat. Per Rabu 13 Desember 2023 tercatat ada sebanyak 131 kasus baru sehingga total kasus aktif 365 kasus.

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2023