Maskapai Penerbangan Terbesar di India akan Kurangi 10 Persen Karyawan

Indigo Plane (Business Insider)
Sumber :

VIVA – Industri penerbangan internasional kian dihantam keras oleh dampak dari virus corona. Terutama terkait pembatasan perjalanan yang membuat pendapatan maskapai merosot tajam.  

KNKT Beberkan Kronologi Pilot dan Co-Pilot Batik Air yang Tertidur saat Terbangkan Pesawat

Kali ini, Maskapai penerbangan terbesar di India, IndiGo yang mengungkapkan betapa sulitnya dilanda keruntuhan permintaan penerbangan karena COVID-19. 

Dilansir VIVA Bisnis dari BBC, maskapai terbesar di negara itu mengatakan akan kehilangan 10 persen dari karyawannya karena mereka bergulat dengan penurunan pendapatan. Bulan lalu, IndiGo pun telah mengatakan akan memangkas biaya hingga 40 miliar rupee atau setara US$533 juta.

Jelajahi Keajaiban Alam dan Budaya di Kota Paling Cerah di Australia Pakai Tiket Hemat

Baca juga: Penerbangan Lesu, British Airways Pensiunkan Seluruh Armada Boeing 747

Dalam sebuah surat kepada investor, Kepala Eksekutif IndiGo, Ronojoy Dutta mengatakan, pihaknya memang harus melakukan pengorbanan. "Tidak mungkin bagi perusahaan kami untuk terbang melalui badai ekonomi ini tanpa melakukan pengorbanan, untuk mempertahankan operasi bisnis kami," ujarnya.

Geger! Indigo Pria 'R' Kabur Saat Akan Dipertemukan dengan Hard Gumay, Siapakah?

Maskapai ini mempekerjakan sekitar 24.000 orang. Artinya, ada sekitar 2.400 pekerjaan yang akan dipangkas. Menurut angka perusahaan itu sendiri, ini adalah maskapai penumpang terbesar di India dengan pangsa pasar 48,9 persen pada Maret tahun ini dan telah menguntungkan selama 10 tahun berturut-turut.

Pengumuman terbaru tentang pemutusan hubungan kerja maskapai datang karena maskapai di seluruh dunia diharapkan untuk melihat tahun terburuk mereka.

Bulan lalu, sebuah badan industri penerbangan global memperingatkan bahwa kemerosotan dalam perjalanan yang disebabkan oleh coronavirus akan mendorong kerugian maskapai penerbangan lebih dari US$84 miliar (£ 66 miliar) tahun ini.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), yang memiliki 290 anggota maskapai penerbangan mengatakan, pendapatan akan turun menjadi US$419 miliar, turun 50 persen dibandingkan tahun lalu. Langkah-langkah penghematan biaya terkait virus corona juga telah menyebabkan maskapai memotong pesawat yang mereka operasikan.

Pekan lalu, British Airways juga telah mengumumkan bahwa mereka akan pensiunkan seluruh armada Boeing 747-nya karena menderita kelesuan perjalanan yang tajam. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya