PUPR: COVID-19 Membuat Kondisi Jalanan Mantap di Indonesia Turun

Aspal Plastik hasil penelitian Balitbang Kementerian PUPR di Bulukumba, Sulsel.
Sumber :
  • VIVAnews/Dusep Malik

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan bahwa COVID-19 turut memberikan dampak bagi kondisi jalanan di Indonesia. Khususnya mengenai jalan mantap.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, tingkat Jalan dengan kondisi pelayanan mantap mengalami penurunan pada tahun ini, atau selama merebaknya COVID-19.

Meski belum termuat dalam data resmi, katanya, kondisi jalan mantap di Indonesia pada 2020 diperkirakan menjadi 90 persen. Turun dari jalan mantap yang ada pada 2019 sebesar 92 persen.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 13/PRT/M/2011, Jalan mantap adalah ruas jalan dengan kondisi baik atau sedang sesuai umur rencana yang diperhitungkan serta mengikuti suatu standar tertentu.

"Kita prediksikan akhir 2020 turun menjadi 90 persen karena efek COVID, kemudian jalan provinsi mantap 75 persen dan kabupaten 65 persen," kata dia secara virtual, Senin 21 Desember 2020.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Oleh sebab itu, dia mengatakan, COVID-19 akan semakin membuat tantangan berat menciptakan kondisi jalan mantap sesuai dengan target RPJMN 2020-2024 yang ditetapkan sebesar 97 persen.

"Kondisi mantap jalan nasional menjadi 97 persen terus terang saja ini tugas yang sangat berat karena akibat COVID-19 di 2020 ini pemantapan kita menurun dari 92 persen menjadi 90 persen," ucap dia.

Menurutnya, kondisi mantap itu menurun karena sumber daya yang dimiliki kementerian untuk menjaga dan meningkatkan jalan mantap semakin berkurang. Apalagi untuk mengungkit kembali sesuai target 97 persen.

"Artinya kita untuk membangun kemantapan ini kita butuh resources yang lebih banyak sekarang sampai ke 2024 dan ini ultimate-nya dari segi kinerja kita ingin menekan travel time dari sekitar 2,2-2,3 jadi 1,9 jam per 100 km," tegas Hedy. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya