Siap-siap! Tahu-Tempe Bakal Raib di Jawa Barat Akhir Pekan Ini

Pedagang tempe di Tasikmalaya
Sumber :
  • tvOne/Denden Ahdani

VIVA Bisnis – Paguyuban perajin dan pedagang tahu-tempe Jawa Barat menyepakati akan melakukan aksi mogok produksi dan berjualan pada akhir pekan ini atau tanggal 28-31 Oktober 2022 mendatang. Aksi mogok tersebut menyusul terus naiknya harga bahan baku tahu dan tempe. 

Gempa Bumi 6,5 SR Guncang Garut, Terasa Hingga Jabodetabek

Aksi mogok tersebut disampaikan kepada para perajin dan pedagang tahu tempe di Jawa Barat melalui Surat Edaran (SE) Paguyuban Tahu - Tempe Jawa Barat, nomor 009/PTT/JBR/X/2022.

Bahan baku tempe impor.

Photo :
  • vstory
Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Dalam surat itu, dituangkan tiga kesepakatan hasil musyawarah yang telah dilakukan pada, Sabtu (22/10/2022) lalu, yang hasilnya telah disepakati bahwa:

1. Para perajin tahu tempe sepakat untuk meliburkan produksi pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu tanggal 28, 29 dan 30 Oktober 2022. Kemudian, para penjual tahu dan tempe di pasaran akan mogok pada hari Sabtu, Minggu dan Senin tanggal 29, 30 dan 31 Oktober 2022.

Istri Wali Kota Bogor Ajak Masyarakat Dukung Produk Lokal

2. Menyepakati harga tahu cetak maupun takus naik sebesar Rp5.000/ papan atau naik 10-15 persen dari semula. Sedangkan, untuk harga tempe menyesuaikan.

3. Pemberitahuan kepada pemerintah untuk memperhatikan dan memberikan kebijakan terhadap bahan baku tahu dan tempe.

Sekretaris Paguyuban Tahu - Tempe Tasikmalaya, Imin Muslimin mengatakan, alasan para pengusaha dan pedagang tahu tempe di Jawa Barat melakukan mogok antara lain semakin melonjaknya harga bahan baku di pasaran. 

Menurutnya, kenaikan harga bahan baku itu diluar batas kewajaran dari biasanya. Saat ini, harga bahan baku sudah menyentuh harga Rp 1.420.000 per kwintal. Sebelumnya, harga kacang kedelai berkisar Rp 1.100.000 per kwintalnya.

"Iya betul kami akan mogok, itu dilakukan karena bahan baku harganya terus melonjak. Naiknya gak wajar, sekarang sudah 14,2 per kwintalnya. Rencana kami tiga hari mogok, tanggal 29 sampai 31 Oktober nanti," kata Sekretaris Paguyuban Tahu - Tempe Tasikmalaya, Imin Muslimin, Senin, 24 Oktober 2022

Ihwal mogok operasi, kata Imin, seluruh perajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya sudah sepakat, pada akhir pekan depan akan melakukan itu. Selain itu, para pedagang di pasaran juga telah menyepakati untuk mogok jualan, sesuai hasil rapat yang telah dilakukan bersama Paguyuban Tahu - Tempe Jawa Barat.

"Di Kota Tasikmalaya, sudah sepakat semuanya (pedagang dan perajin) akan ikut mogok karena sudah deal pada rapat kemarin. Jadi ini selain mogok produksi, akan mogok jualan juga," ucapnya.

"Kalau harga naik terus buat perajin dan pedagang keberatan, apalagi kan sekarang jualan lagi sepi, ketambah bahan baku malah, otomatis kan  penghasilan jadi berkurang," sambungnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang tahu di Pasar Tradisional Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Yayan (47) mengatakan, kenaikan harga bahan baku sudah terjadi sejak awal tahun 2022. Selain itu, para pedagang juga menduga naiknya harga bahan baku diakibatkan oleh naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Iya (harga) terus naik, ini udah lama sejak tahun ini, dari mulai tahun baru. Naiknya dari tahun baru, terus melonjak gak turun - turun harganya, parah pokoknya. Ditambah lagi kan kemarin naiknya harga BBM. Sepanjang tahun ini, bahan baku gak pernah turun harganya," kata Yayan.

Menurut Yayan, harga jual di pasaran tak bisa semena-mena dinaikkan oleh pedagang. Namun, harus ada kesepakatan dari Paguyuban  Tahu - Tempe di daerah. 

Beberapa waktu lalu paguyuban menyepakati telah menaikan harga Rp.100 per buah, sehingga tahu yang biasa dijual Rp. 400, sekarang jadi Rp. 500 per buah. Jika saat ini harganya tak dinaikan akan merugikan pedagang. Selain bahan baku naik, fasilitas pendukung lainnya seperti kantong plastik untuk membungkus tahu juga ikut naik.

"Ini kemarin hasil kesepakatan dari Paguyuban, katanya harganya dinaikkan seratus rupiah per buah. Jadi yang biasanya jual 400 per buah, sekarang 500 per buah. Cuman, kalau harganya yang sekarang tetep menjual segini kayaknya gak bakalan bisa. Karena kan gak sesuai, apa-apa segala naik, harga plastik juga naik. Kalau jual harga segini, tetep otomatis kita enggak bakalan bisa," ucap Yayan.

Yayan menambahkan, dengan kondisi saat ini, daya beli masyarakat sangat berkurang. Selain harga yang terus merangkak naik, juga faktor ekonomi yang melemah. Ia berharap, harga tahu dan tempe bisa kembali normal.

"Naiknya harga, daya beli masyarakat sekarang kurang. Mungkin karena faktor ekonomi juga lagi susah. Harapannya bisa kembali normal lah, biar kita yang jualan juga gak susah kayak sekarang," ungkapnya

Laporan: Denden Ahdani/tvOne Tasikmalaya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya