Kemenko Marves: Indonesia Siap Tangkap Peluang Jadi Pusat Industri Kendaraan Listrik Dunia

Ilustrasi gambar mobil listrik Chevrolet Equinox EV
Sumber :
  • Chevrolet

VIVA Bisnis – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan, transisi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) menjadi kunci kelangsungan industri otomotif di Indonesia. Itu seiring dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrikdi dunia

Kinerja Industri Pengolahan RI Kuartal I-2024 Moncer, BI: Ada di Fase Ekspansi

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin memastikan, Indonesia siap menangkap peluang ekonomi industri kendaraan listrik, agar bisa menjadi pusat industri kelas dunia.

"Dengan berkembangnya pasar kendaraan listrik di dunia seiring kebutuhan transportasi yang lebih ramah lingkungan, serta potensi pasar dan sumber daya Indonesia yang besar, saat ini kita dihadapkan dengan 'golden opportunity' untuk menjadi mitra global perusahaan EV terkemuka. Supaya Indonesia bisa menjadi pusat manufaktur EV kelas dunia," kata Rachmat dalam keterangannya, Jumat, 2 Juni 2023.

Ribuan Tesla Cybertruck Alami Masalah Pedal Gas

Deputi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin.

Photo :
  • M Yudha P/VIVA.co.id

Namun, Rachmat menegaskan bahwa 'golden opportunity' ini tidak akan ada selamanya, karena negara-negara lain juga tengah menyebarkan karpet merah menyambut industri EV di negaranya masing-masing.

Kinerja Seluruh Sektor Lapangan Usaha Kinclong Kuartal I-2024, BI Kasih Buktinya

"Dan kita harus bersaing dengan mereka untuk menarik para pemain ini. Jika gagal, kita hanya menjadi pasar saja, dan bukan produsen," ujar eks Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak itu. 

Karenanya, Rachmat pun menekankan agar jangan sampai jutaan lapangan kerja dari industri otomotif Indonesia terancam, karena pemerintah terlambat melakukan transformasi industri.

"Failure is not an option. Untuk itu, kita harus bisa mengantisipasi kebutuhan para mitra ini, untuk mempermudah mereka mengambil keputusan strategi bisnis ke depan," kata Rachmat.

Dia bahkan juga mengurai upaya pemerintah Indonesia untuk menarik pemain raksasa global EV ke Indonesia. Tak tanggung-tanggung, pemerintah bahkan telah menjalin hubungan dengan beberapa pemain raksasa, yang memegang setengah dari jumlah produksi global.

Menurut studi Bloomberg Energy Forum, tahun lalu, pangsa pasar penjualan EV dunia telah mencapai 14 persen. Angka ini melampaui ambang batas 10 persen, yang merupakan tipping point atau titik kritis pertumbuhan pasar EV eksponensial. Titik kritis itu sendiri biasanya menunjukkan lonjakan pertumbuhan yang besar, terutama untuk periode ke depan. 

"Agar tak tertinggal di kawasan, Indonesia telah menerbitkan program Bantuan Pemerintah untuk pembelian sepeda motor listrik dan insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian mobil dan bis listrik (BEV), dalam rangka  meningkatkan keterjangkauan harga EV yang memenuhi syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," ujarnya.

Diketahui, Indonesia saat ini merupakan pasar otomotif terbesar di kawasan Asia Tenggara. Industri otomotif juga menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, yang menampung sekitar 1,5 juta pekerja dan berkontribusi kepada  PDB 4 persen. Sementara itu, nilai ekspor industri otomotif Indonesia mencapai Rp 70 triliun pada tahun 2022.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya