Brunei Bakal Bangun Kereta Cepat di Kalimantan, Lintasi Malaysia hingga IKN

Ilustrasi Kereta Cepat.
Sumber :
  • tekkenweb.sakura.ne.jp

Jakarta - Perusahaan infrastruktur berbasis di Brunei Darussalam mengklaim, tengah menggodok rencana pembangunan kereta cepat yang akan menghubungkan Brunei dengan dua negara tetangganya, yakni Indonesia dan Malaysia. Bahkan kereta cepat ini akan melintasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Kalimantan Timur. 

Usai Masalah Rem Kini Viral Gardan Belakang Mobil Omoda 5 Patah, Chery Lakukan Investigasi

Brunergy Utama menyebut, sudah mengajukan proposal pembangunan proyek yang dikenal sebagai Trans Borneo Railway. Proyek ini pun sudah diluncurkan pada akhir pekan lalu.

Melansir Nikkei Asia, proyek ini akan membentang sepanjang 1.620 kilometer dari sisi barat hingga timur Kalimantan, dan akan melintasi tiga negara Asia Tenggara yang ada di Pulau Kalimantan yakni Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Pernah Ditangkap KPK Terjerat Kasus Suap, Abah Anton Daftar Lagi Pilwali Malang Lewat PKB

Adapun tahap pertama pembangunan proyek kereta cepat ini akan menghubungkan Pontianak, Kalimantan Barat dengan Kuching dan Kota Kinabalu ibu kota negara bagian Sarawak dan Sabah di Malaysia. Serta distrik Tutong di Brunei Darussalam, serta pesisir barat dan utara pulau tersebut.

Kereta cepat (Foto ilustrasi).

Photo :
  • VIVA.co.id/Maryadi
Bahlil Ungkap Miliader Sukanto Tanoto Disiapkan Lahan Untuk Investasi di IKN

Tahap kedua akan membentang ke selatan dan menghubungkan Tutong dengan provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, termasuk kota Samarinda dan Balikpapan.

"Dan kemudian ibu kota Indonesia di masa depan (IKN)," kata Brunergy Utama dikutip Selasa, 2 April 2024.

Akan ada empat terminal yang berfungsi sebagai hub utama jaringan kereta api berkecepatan tinggi ini, dengan total 24 stasiun. Dan kereta cepat ini direncanakan akan melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam.

Proyek ini pun dilaporkan akan menelan biaya sebesar US$70 miliar atau sekitar Rp 1.115 triliun (asumsi kurs Rp 15.941 per dolar AS). 

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Malaysia Alexander Nanta Linggi mengatakan, pada bulan November lalu bahwa kementeriannya telah menerima proposal awal untuk proyek ini. 

Dia mengatakan bahwa pemerintah telah menyetujui alokasi keuangan khusus untuk melaksanakan studi kelayakan pada rute-rute di Sabah dan Sarawak. 

Namun, Perdana Menteri Sarawak Abang Johari Openg mengatakan bahwa pemerintah negara bagian Sarawak belum secara resmi didekati oleh perusahaan yang berbasis di Brunei tersebut untuk memulai proyek ini.

Sedangkan, Menteri Transportasi dan Komunikasi Informasi Brunei, Shamhary Mustapha mengatakan bahwa proposal tersebut belum dibahas secara resmi di tingkat pemerintah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya