Logo ABC

Australia Ekspor Produk Segar Pakai Pesawat, Pulangnya Bawa Alat Medis

Pesawat komersial sekarang akan digunakan untuk mengirim ekspor produk segar Australia ke luar negeri.
Pesawat komersial sekarang akan digunakan untuk mengirim ekspor produk segar Australia ke luar negeri.
Sumber :
  • abc

Pemerintah Australia akan membuka ratusan penerbangan untuk mengangkut produk segar ke berbagai negara.

Ekspor produk segar dari Australia Pemerintah Australia memberikan paket bantuan bernilai $170 juta untuk pengiriman produk segar ke luar negeri Ratusan penerbangan ke pasar utama akan membawa berbagai produk segar yang terhenti karena pembatasan pergerakan manusiaPenerbangan juga diijinkan membawa peralatan medis, dan obat-obatan kembali ke Australia

Langkah ini merupakan bagian dari paket bernilai AU$ 170 juta untuk menggalakkan kembali sektor ekspor, yang mengalami kelesuan karena pandemi virus corona.

Paket bantuan akan digunakan untuk penerbangan dari Melbourne, Sydney, Brisbane dan Perth membawa produk segar ke China, Jepang, Hong Kong, Singapura dan Uni Emirat Arab.

Dalam perjalanan kembali ke Australia, pesawat-pesawat tersebut akan membawa peralatan medis dan obat-obatan.

Dalam pengumuman yang dikeluarkan hari Rabu (1/4) oleh Menteri Perdagangan Simon Birmingham, pemerintah tidak akan mengenakan tarif ekspor di bidang perikanan.

Selain itu, ada juga bantuan dana ekspor bagi perusahaan untuk melakukan pemasaran di luar negeri.

Sejak Januari lalu, sektor perikanan Australia sangat terganggu karena China sebagai tujuan ekspor terbesar menutup pasarnya.

Produk lain yang akan mendapat manfaat adalah industri susu, daging merah, dan produk hortikultura yang selama ini mengandalkan pesawat penumpang untuk mengirim produk mereka.

Mereka sebelumya kesulitan karena Australia melarang penerbangan penumpang dari beberapa negara.

"Pembatasan pergerakan orang telah menyebabkan dampak besar bagi kelangsungan bisnis," kata Simon.

"Namun kita tidak bisa membiarkan petani, peternak, dan para eksportir mengalami masalah hanya karena barang-barang mereka tidak bisa diterbangkan dengan pesawat."

"Ketika kembali ke Australia, pesawat tersebut memiliki kapastitas untuk membawa peralatan medis, obat-obatan, dan peralatan lain yang penting bagi layanan kesehatan kita."

Salah seorang eskportir hasil laut di Australia Barat, Brad Adams mengaku mengalami penurunan ekspor ketika Hong Kong, China dan Singapura menutup pasarnya.

Sekitar 80 persen produknya dikirim ke luar negeri, dengan sisa 20 persen dijual di Australia.

Sebelum krisis virus terjadi, perusahaannya "Ocean Grown Abalone" memiliki pasar bernilai AU$ 30 juta (kurang dari Rp 300 miliar).

Namun sejak pandemi virus corona, nilainya kini hanya tinggal 50 persen saja.

Dia mengatakan bantuan penerbangan dari pemerintah tidak akan menyelesaikan masalah keuangan perusahaannya, namun sangat membantu.

"Pasar di Australia sudah tidak ada lagi, karena tidak ada restoran yang buka," katanya.

"Di luar negeri, jelas permintaan tidak seperti dulu, namun paling tidak kami bisa mengirim ke sana."

Brad mengatakan dengan pembatasan pergerakan orang di China mulai dilonggarkan, dia sudah mulai menerima permintaan pengiriman dari pembeli.

Namun karena tidak adanya penerbangan komersial dari dan ke Australia dia tidak bisa melakukan pengiriman.

Sementara itu Jennie Franceschi, eksportir buah dan sayur, mengaku dalam empat minggu terakhir, bisnis ekspornya sudah hampir lumpuh.

Ia memperkirakan situasi masih akan tetap buruk selama beberapa bulan mendatang.

Menurutnya bantuan dari pemerintah penting untuk mempertahankan pasar yang sudah dimilikinya.

"Dengan mempertahankan eskpor Australia di pasar luar negeri, kita masih bisa menunjukkan keberadaan Australia di negara-negara tersebut." katanya.

"Karena kalau negara lain masuk, dan kemudian kita baru berusaha mengambil kembali pasar tersebut, tentunya akan sulit," paparnya.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini